Perkawinan antar satu ilmu dengan
ilmu yang lain tidak terbendung lagi. Satu masalah tidak dapat diselesaikan
secara tuntas hanya dengan menggunakan satu pendekatan suatu cabang ilmu saja.
Pemecahan masalah dengan pendekan mutidisiplin menjadi sebuah kebutuhan. Pada
dasarnya seorang pakar hanya kompeten di bidang yang digelutinya, sehingga akan
sangat bermanfaat jika para pakar berbagai bidang menyatukan tekat untuk saling
mengisi dan melengkapi kepakarannya dengan memasukkan tinjauan dan analisis
oleh pakar lain dalam menyelesaikan masalah.
Ahli kimia sebagai salah satu ilmu
dasar memiliki peranyang sangat penting dalam memberikan jawaban atas suatu
masalah yang telah banyak dikaji oleh cabang ilmu lain. Pada kesempatan ini
dapat ditinjau dari peran kimia bagi para peneliti kesehatan. Ide ini saya
sampaikan setelah selama 2 hari “menamani” para peneliti kesehatan untuk
membentuk Asosiasi Peneliti Kesehatan Indonesia (APKESI) di Bandung. Inisiator
dari terbentuknya APKESI adalah Badan Litbang Kesehatan.
Ketika suatu topik kesehatan
merambah pada penjelasan tentang peran senyawa dalam skala molekuler, maka
tidak bisa lain harus menggunakan kimia dalam memberikan kejelasan dan
penjelasan untuk menyelesaikannya. Molecular docking merupakan pendekatan yang
banyak digunakan untuk mempredikasi model atau mekanisme interaksi suatu obat
dengan reseptor. Hasil analisis dari pendekatan docking molekular ini dapat
digunakan untuk memprediksi dan mengoptimalisasi senyawa obat untuk suatu
penyakit tertentu.
QSAR (Quantitative
Structure-Activity Relationship) merupakan teknik yang banyak digunakan oleh
dunia farmasi untuk memprediksi suatu senyawa obat baru yang lebih potensial
untuk suatu penyakit tertentu dengan menggunakan pendekatan in silico. QSAR
berkembang secara cepat dengan adanya dukungan unjuk kerja komputer. Penggunaan
komputer dalam menyelesaikan masalah kimia, secara umum dikenal dengan Kimia
Komputasi atau pemodelan molekul.
Apakah peneliti kesehatan harus
mempelajari kimia secara detail sedemikian hingga mereka memiliki kompetensi di
bidang ilmu kimia? saya kira hal ini tidak terlalu baik kalau ditinjau dari
keinginan bahwa masing-masing peneliti harus memiliki kesempatan yang baik
untuk terus meningkatkan kemampuannya. Hal yang perlu dilakukan adalah
ketersediaan dan kemauan untuk bekerja dalam suatu kelompok peneliti
multidisiplin yang memungkinkan setiap pakar memberikan masukan dan analisisnya
untuk menyelesaikan masalah yang sedang dikaji.
Selamat bagi kelahiran APKESI, semoga
dapat bekerjasama dengan berbagai asosiasi profesi yang lain dalam upaya
mencapai derajat kesehatan masyarakat Indonesia. Amin.
No comments:
Post a Comment
TERIMAKASIH ATAS PARTISIPASINYA