KATA PENGANTAR
Assalam mualaikum wr.wb
Puji dan syukur saya ucapkan kepada
Allah yang maha kuasa karena berkat Dia-lah saya dapat menyelesaikan tugas
makalah tentang bakteri yang di berikan kepada
dosen saya Bapak Musnadi selaku pengajar mata pelajaran biologi. Saya
akan menyajikan makalah saya yang berjudul bakteri secara sederhana agar dapat
mudah di pahami. Di karenakan waktu yang sangat singkat dan pengetahuan saya
tentang bakteri sangat sedikit sehingga saya tidak dapat menyajikan makalah ini
dengan secara sangat lengkap akan tetapi saya menyajikan makalah ini dengan
maksimal.
Saya menyadari walaupun bagaimana saya
berusaha menyajikan makalah ini dengan maksimal akan tetapi pasti ada
kekurangan. Jadi saya harapkan kritik dan saran dari dari Bapak, teman-teman,
dan siapapun yang membaca makalah ini, sehingga dengan saran dan kritiknya saya
dapat menjadi lebih baik dalam pembuatan makalah selanjutnya dan dalam
kehidupan saya agar tetap terus barusaha untuk lebih baik.
Sekian kata pengantar dari saya apa
bila ada kata yang salah saya mohon maaf. Sekali lagi saya mengatakan saya
sangat berharap saran dan kritik agar saya dapat menjadi lebih baik lagi.
Wasalam mualaikum wr.wb
Arga Makmur, 30 Januari 2012
Penyusun
M.Fahrozi
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Virus adalah
parasit berukuran mikroskopik yang menginfeksi sel organisme biologis. Virus
hanya dapat bereproduksi di dalam material hidup dengan menginvasi dan
memanfaatkan sel makhluk hidup karena virus tidak memiliki perlengkapan selular
untuk bereproduksi sendiri. Dalam sel inang, virus merupakan parasit obligat
dan di luar inangnya menjadi tak berdaya. Biasanya virus mengandung sejumlah
kecil asam nukleat (DNA atau RNA, tetapi tidak kombinasi keduanya) yang diselubungi
semacam bahan pelindung yang terdiri atas protein, lipid, glikoprotein, atau
kombinasi ketiganya. Genom virus menyandi baik protein yang digunakan untuk
memuat bahan genetik maupun protein yang dibutuhkan dalam daur hidupnya.
Istilah virus
biasanya merujuk pada partikel-partikel yang menginfeksi sel-sel eukariota
(organisme multisel dan banyak jenis organisme sel tunggal), sementara istilah
bakteriofag atau fag digunakan untuk jenis yang menyerang jenis-jenis sel
prokariota (bakteri dan organisme lain yang tidak berinti sel).
Virus sering
diperdebatkan statusnya sebagai makhluk hidup karena ia tidak dapat menjalankan
fungsi biologisnya secara bebas. Karena karakteristik khasnya ini virus selalu
terasosiasi dengan penyakit tertentu, baik pada manusia (misalnya virus
influenza dan HIV), hewan (misalnya virus flu burung), atau tanaman (misalnya
virus mosaik tembakau/TMV).
Penelitian
mengenai virus dimulai dengan penelitian mengenai penyakit mosaik yang
menghambat pertumbuhan tanaman tembakau dan membuat daun tanaman tersebut
memiliki bercak-bercak. Pada tahun 1883, Adolf Mayer, seorang ilmuwan Jerman,
menemukan bahwa penyakit tersebut dapat menular ketika tanaman yang ia teliti
menjadi sakit setelah disemprot dengan getah tanaman yang sakit. Karena tidak berhasil
menemukan mikroba di getah tanaman tersebut, Mayer menyimpulkan bahwa penyakit
tersebut disebabkan oleh bakteri yang lebih kecil dari biasanya dan tidak dapat
dilihat dengan mikroskop.
Pada tahun 1892,
Dimitri Ivanowsky dari Rusia menemukan bahwa getah daun tembakau yang sudah
disaring dengan penyaring bakteri masih dapat menimbulkan penyakit mosaik.
Ivanowsky lalu menyimpulkan dua kemungkinan, yaitu bahwa bakteri penyebab
penyakit tersebut berbentuk sangat kecil sehingga masih dapat melewati saringan,
atau bakteri tersebut mengeluarkan toksin yang dapat menembus saringan.
Kemungkinan kedua ini dibuang pada tahun 1897 setelah Martinus Beijerinck dari
Belanda menemukan bahwa agen infeksi di dalam getah yang sudah disaring
tersebut dapat bereproduksi karena kemampuannya menimbulkan penyakit tidak
berkurang setelah beberapa kali ditransfer antartanaman.Patogen mosaik tembakau
disimpulkan sebagai bukan bakteri, melainkan merupakan contagium vivum fluidum,
yaitu sejenis cairan hidup pembawa penyakit.
Setelah itu, pada
tahun 1898, Loeffler dan Frosch melaporkan bahwa penyebab penyakit mulut dan
kaki sapi dapat melewati filter yang tidak dapat dilewati bakteri. Namun
demikian, mereka menyimpulkan bahwa patogennya adalah bakteri yang sangat
kecil.
Pendapat Beijerinck
baru terbukti pada tahun 1935, setelah Wendell Meredith Stanley dari Amerika
Serikat berhasil mengkristalkan partikel penyebab penyakit mosaik yang kini
dikenal sebagai virus mosaik tembakau. Virus ini juga merupakan virus yang
pertama kali divisualisasikan dengan mikroskop elektron pada tahun 1939 oleh
ilmuwan Jerman G.A. Kausche, E. Pfankuch, dan H. Ruska.
B. RUMUSAN
MASALAH
1. Apa yang di
maksud dengan virus?
2. Bagaimana
struktur dan anatomi virus?
3.
Bagaimana virus bereproduksi?
4.
Apa saja contoh-contoh virus?
5.
Bagaimana peranan virus dalam kehidupan?
6.
Apakah yang dimaksud anti virus?
7.
Bagaimana cara mencegah dan cara pengobatannya?
C. TUJUAN
MASALAH
1.
Untuk mengetehui devinisi virus
2.
Untuk mengetahui struktur dan anatomi virus
3.
Untuk mengetahui reproduksi virus
4.
Untuk mengetahui contoh-contoh virus
5.
Untuk mengetahui peranan virus dalam kehidupan
6.
Untuk mengetahui anti virus
7.
Untuk mengetahui pencegahan dan pengobatannya
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
A.
DEVINISI
Virus adalah
parasit intraseluler obligat dan ukurannya 20-200 nm, bentuk dan komposisi
kimianya bervariasi, tetapi hanya mengandung RNA or DNA. Partikelnya secara
utuh disebut “VIRION” yang terdiri dari “Capsid” yang dapat terbungkus oleh
sebuah Glycoprotein/membrane lipid. Virus resisten terhadap antibiotics
Virus merupakan
Partikel yang bersifat parasit obligat pada sel/makhluk hidup Aseluler (bukan
merupakan sel) Berukuran sangat renik Di dalam sel inang virus menunjukkan ciri
makhluk hidup, sedangkan di luar sel menunjukkan ciri bukan makhluk hidup.
Bentuk virus
berbeda beda ada yang bula, batang, polihidris dan seperti huruf T.
B.
STRUKTUR DAN ANATOMI VIRUS
Virus merupakan
organisme subselular yang karena ukurannya sangat kecil, hanya dapat dilihat
dengan menggunakan mikroskop elektron. Ukurannya lebih kecil daripada bakteri
sehingga virus tidak dapat disaring dengan penyaring bakteri. Virus terkecil
berdiameter hanya 20 nm (lebih kecil daripada ribosom), sedangkan virus terbesar
sekalipun sukar dilihat dengan mikroskop cahaya.
Asam nukleat
genom virus dapat berupa DNA ataupun RNA. Genom virus dapat terdiri dari DNA
untai ganda, DNA untai tunggal, RNA untai ganda, atau RNA untai tunggal. Selain
itu, asam nukleat genom virus dapat berbentuk linear tunggal atau sirkuler.
Jumlah gen virus bervariasi dari empat untuk yang terkecil sampai dengan
beberapa ratus untuk yang terbesar. Bahan genetik kebanyakan virus hewan dan
manusia berupa DNA, dan pada virus tumbuhan kebanyakan adalah RNA yang beruntai
tunggal.
Bahan genetik
virus diselubungi oleh suatu lapisan pelindung. Protein yang menjadi lapisan
pelindung tersebut disebut kapsid. Bergantung pada tipe virusnya, kapsid bisa
berbentuk bulat (sferik), heliks, polihedral, atau bentuk yang lebih kompleks
dan terdiri atas protein yang disandikan oleh genom virus. Kapsid terbentuk
dari banyak subunit protein yang disebut kapsomer.
Untuk virus
berbentuk heliks, protein kapsid (biasanya disebut protein nukleokapsid)
terikat langsung dengan genom virus. Misalnya, pada virus campak, setiap
protein nukleokapsid terhubung dengan enam basa RNA membentuk heliks sepanjang
sekitar 1,3 mikrometer. Komposisi kompleks protein dan asam nukleat ini disebut
nukleokapsid. Pada virus campak, nukleokapsid ini diselubungi oleh lapisan
lipid yang didapatkan dari sel inang, dan glikoprotein yang disandikan oleh
virus melekat pada selubung lipid tersebut. Bagian-bagian ini berfungsi dalam
pengikatan pada dan pemasukan ke sel inang pada awal infeksi.
Kapsid virus
sferik menyelubungi genom virus secara keseluruhan dan tidak terlalu berikatan
dengan asam nukleat seperti virus heliks. Struktur ini bisa bervariasi dari
ukuran 20 nanometer hingga 400 nanometer dan terdiri atas protein virus yang
tersusun dalam bentuk simetri ikosahedral. Jumlah protein yang dibutuhkan untuk
membentuk kapsid virus sferik ditentukan dengan koefisien T, yaitu sekitar 60t
protein. Sebagai contoh, virus hepatitis B memiliki angka T=4, butuh 240
protein untuk membentuk kapsid. Seperti virus bentuk heliks, kapsid sebagian
jenis virus sferik dapat diselubungi lapisan lipid, namun biasanya protein
kapsid sendiri langsung terlibat dalam penginfeksian sel.
Seperti yang
telah dijelaskan pada virus campak, beberapa jenis virus memiliki unsur
tambahan yang membantunya menginfeksi inang. Virus pada hewan memiliki selubung
virus, yaitu membran menyelubungi kapsid. Selubung ini mengandung fosfolipid
dan protein dari sel inang, tetapi juga mengandung protein dan glikoprotein
yang berasal dari virus. Selain protein selubung dan protein kapsid, virus juga
membawa beberapa molekul enzim di dalam kapsidnya. Ada pula beberapa jenis
bakteriofag yang memiliki ekor protein yang melekat pada “kepala” kapsid.
Serabut-serabut ekor tersebut digunakan oleh fag untuk menempel pada suatu
bakteri.
Partikel lengkap
virus disebut virion. Virion berfungsi sebagai alat transportasi gen, sedangkan
komponen selubung dan kapsid bertanggung jawab dalam mekanisme penginfeksian
sel inang.
C.
PARASITISME VIRUS
Jika bakteriofag
menginfeksikan genomnya ke dalam sel inang, maka virus hewan diselubungi oleh
endositosis atau, jika terbungkus membran, menyatu dengan plasmalema inang dan
melepaskan inti nukleoproteinnya ke dalam sel. Beberapa virus (misalnya virus
polio), mempunyai tempat-tempat reseptor yang khas pada sel inangnya, yang
memungkinkannya masuk. Setelah di dalam, biasanya genom tersebut mula-mula
ditrskripsi oleh enzim inang tetapi kemudian biasanya enzim yang tersandi oleh
virus akan mengambil alih. Sintesis sel inang biasanya berhenti, genom virus
bereplikasi dan kapsomer disintesis sebelum menjadi virion dewasa.
Virus biasanya
mengkode suatu enzim yang diproduksi terakhir, merobek plasma membran inang
(tahap lisis) dan melepaskan keturunan infektif; atau dapat pula genom virus
terintegrasi ke dalam kromsom inang dan bereplikasi bersamanya (provirus).
Banyak genom eukariota mempunyai komponen provirus. Kadang-kadang hal ini
mengakibatkan transformasi neoplastik sel melalui sintesis protein biasanya
hanya diproduksi selama penggandaan virus. Virus tumor DNA mencakup adenovirus
dan papavavirus; virus tumor DNA terbungkus dan mencakup beberapa retrovirus
(contohnya virus sarkoma rous).
D.
REPRODUKSI VIRUS
Reproduksi virus
secara umum terbagi menjadi 2 yaitu siklus litik dan siklus lisogenik.
1. SIKLUS
LITIK
Siklus litik dari
bakteriofage (dimulai dari kanan bawah ke kiri):1. adsorbsi & penetrasi 2.
Pengabungan DNA virus dengan DNA sel 3. Replikasi DNA virus 4. Pembentukan
kapsid 5. Pembentukan tubuh dan ekor bakteriofage 6. Lisis
Siklus litik
dalam virologi merupakan salah satu siklus reproduksi virus selain siklus
lisogenik. Siklus litik dianggap sebagai cara reproduksi virus yang utama
karena menyangkut penghancuran sel inangnya.
Siklus litik,
secara umum mempunyai 3 tahap yaitu adsorbsi & penetrasi, replikasi
(biosintesis) dan lisis. Setiap siklus litik dalam prosesnya membutuhkan waktu
dari 10-60 menit.
Tahapan
siklus:
Adsorbsi &
penetrasi
Tahap adsorbsi
yaitu penempelan virus pada inang. Virus mempunyai reseptor protein untuk
menempel pada inang spesifik.
Setelah menempel,
virus kemudian akan melubangi membran dari sel inang dengan enzim lisozim.
Setelah berlubang, virus akan menyuntikkan DNA virusnya kedalam sitoplasma sel
inang.
Replikasi
(Biosintesis)
Setelah
disuntikkan kedalam sel inang, DNA dari virus akan menonaktifkan DNA sel
inangnya dan kemudian mengambil alih kerja sel inang, lalu menggunakan sel
tersebut untuk memperoleh energi dalam bentuk ATP untuk melanjutkan proses
reproduksinya.
DNA dari virus,
akan menjadikan sel inang sebuah tempat pembentukan virus baru, kemudian DNA
akan mengarahkan virus untuk menghasilkan protein dan mereplikasi DNA virus
untuk dimasukkan ke dalam virus baru yang sedang dibuat.
Molekul-molekul
protein (DNA) yang telah terbentuk kemudian diselubungi oleh kapsid, kapsid
dibuat dari protein sel inang dan berfungsi untuk memberi bentuk tubuh virus.
Lisis
Tahap lisis
terjadi ketika virus-virus yang dibuat dalam sel telah matang. Ratusan
virus-virus kemudian akan berkumpul pada membran sel dan menyuntikkan enzim
lisosom yang menghancurkan membran sel dan menyediakan jalan keluar untuk
virus-virus baru. Sel yang membrannya hancur itu akhirnya akan mati dan
virus-virus yang bebas akan menginvasi sel-sel lain dan siklus akan berulang
kembali.
2. SIKLUS
LISOGENIK
Siklus lisogenik
dalam virologi merupakan siklus reproduksi virus selain siklus litik. Tahapan
dari siklus ini hampir sama dengan siklus litik, perbedaannya yaitu sel
inangnya tidak hancur tetapi disisipi oleh asam nukleat dari virus. Tahap
penyisipan tersebut kemudian membentuk provirus.
Siklus lisogenik
secara umum mempunyai tiga tahap, yaitu adsorpsi dan penetrasi, penyisipan gen
virus dan pembelahan sel inang.
Tahap
siklus:
Adsorpsi dan
penetrasi
Virus menempel
pada permukaan sel inang dengan reseptor protein yang spesifik lalu
menghancurkan membran sel dengan enzim lisozim, virus melakukan penetrasi pada
sel inang dengan menyuntikkan materi genetik yang terdapat pada asam nukleatnya
kedalam sel.
Penyisipan gen
virus
Asam nukleat dari
virus yang telah menembus sitoplasma sel inang kemudian akan menyisip kedalam
asam nukleat sel inang, tahap penyisipan tersebut kemudian akan membentuk
provirus (pada bakteriofage disebut profage). Sebelum terjadi pembelahan sel,
kromosom dan provirus akan bereplikasi.
Pembelahan sel
inang
Sel inang yang
telah disisipi kemudian melakukan pembelahan, provirus yang telah bereplikasi
akan diberikan kepada sel anakan dan siklus inipun akan kembali berulang
sehingga sel yang memiliki profage menjadi sangat banyak.
Hubungan dengan
siklus litik
Provirus yang
baru dapat memasuki keadaan Litik dalam kondisi lingkungan yang tepat tetapi
kemungkinannya sangat kecil. Kemungkinan akan bertambah besar apabila diberi
agen penginduksi.
E.
KLASIVIKASI VIRUS
Virus dapat
diklasifikasi menurut kandungan jenis asam nukleatnya. Pada virus RNA, dapat
berunting tunggal (umpamanya pikornavirus yang menyebabkan polio dan influenza)
atau berunting ganda (misalnya revirus penyebab diare); demikian pula virus DNA
(misalnya berunting tunggal oada fase φ × 174 dan parvorirus berunting ganda
pada adenovirus, herpesvirus dan pokvirus). Virus RNA terdiri atas tiga jenis
utama: virus RNA berunting positif (+), yang genomnya bertindak sebagai mRNA
dalam sel inang dan bertindak sebagai cetakan untuk intermediat RNA unting
minus (-); virus RNA berunting negatif (-) yang tidak dapat secara langsung
bertindak sebagai mRNA, tetapi sebagai cetakan untuk sintesis mRNA melalui
virion transkriptase; dan retrovirus, yang berunting + dan dapat bertindak
sebagai mRNA, tetapi pada waktu infeksi segera bertindak sebagai cetakan
sintesis DNA berunting ganda (segera berintegrasi ke dalam kromosom inang )
melalui suatu transkriptase balik yang terkandung atau tersandi. Setiap virus
imunodefisiensi manusia (HIV) merupakan bagian dari subkelompok lentivirus dari
kelompok retrovirus RNA. Virus ini merupakan penyebab AIDS pada manusia,
menginfeksi setiap sel yang mengekspresikan tanda permukaan sel CD4, seperti
pembentuk T-sel yang matang.
Tingkat
klasifikasi virus:
ordo –
famili – subfamili – genus – species – strain/tipe
Untuk saat ini,
klasifikasi virus yang penting hanya dari tingkat famili ke bawah. Semua famili
virus memiliki akhiran – viridae ,
misalnya
- Poxviridae
- Herpesviridae
- Parvoviridae
- Retroviridae
Anggota-anggota
famili Picornaviridae umumnya ditularkan melalui jalur faecal/oral dan
melalui udara.
Genus memiliki
nama dengan akhiran – virus .
Misalnya, famili Picornaviridae terdiri dari 5 genus:
- Genus Enterovirus misalnya poliovirus 1, 2, 3
- Genus Cardiovirus misalnya mengovirus
- Genus Rhinovirus misalnya Rhinovirus 1a
- Genus Apthovirus misalnya FMDV-C
- Genus Hepatovirus misalnya virus Hepatitits A
Definisi
`spesies’ merupakan hal yang paling penting, namun sulit dilakukan untuk virus.
Penentuan spesies virus mengandung unsur subyektif. Sebagai contoh, genus Lentivirus
terdiri dari banyak spesies yang berbeda, termasuk:
- HIV-1, Human Immunodeficiency Virus 1
- HIV-2, Human Immunodeficiency Virus 2
- SIV, Simian Immunodeficiency Virus
- FIV, Feline Immunodeficiency Virus
- BIV, Bovine Immunodeficiency Virus
- Visna (domba)
- EIAV (kuda)
- CAEV (kambing)
Dasar-dasar
klasifikasi secara taksonomi.
Ciri khas seperti
morfologi (ukuran, bentuk, ada tidaknya selubung), sifat-sifat fisika-kimia
(berat molekul, densitas, pH, stabilitas terhadap temperatur dan konsentrasi
ion), genom (RNA, DNA, urutan materi genetik yang tersegmentasi ( segmented
sequence ), pemetaan posisi restriksi ( restriction map ),
modifikasi, dsb.), makromolekul (komposisi dan fungsi protein), sifat-sifat
antigenik, sifat-sifat biologis (organisme apa saja yang menjadi inangnya, cara
penularan, cara perpindahan, dsb.), semuanya dipertimbangkan dalam menentukan
klasifikasi virus.
F. CONTOH
– CONTOH VIRUS
1.
HIV (Human Immunodeficiency Virus)
Termasuk salah
satu retrovirus yang secara khusus menyerang sel darah putih (sel T).
Retrovirus adalah virus ARN hewan yang mempunyai tahap ADN. Virus tersebut
mempunyai suatu enzim, yaitu enzim transkriptase balik yang mengubah rantai
tunggal ARN (sebagai cetakan) menjadi rantai ganda kopian ADN (cADN).
Selanjutnya, cADN bergabung dengan ADN inang mengikuti replikasi ADN inang.
Pada saat ADN inang mengalami replikasi, secara langsung ADN virus ikut
mengalami replikasi.
2.
Virus herpes
Virus herpes
merupakan virus ADN dengan rantai ganda yang kemudian disalin menjadi mARN.
3.
Virus influenza
Siklus replikasi
virus influenza hampir sama dengan siklus replikasi virus herpes. Hanya saja,
pada virus influenza materi genetiknya berupa rantai tunggal ARN yang kemudian
mengalami replikasi menjadi mARN.
4.
Paramyxovirus
Paramyxovirus
adalah semacam virus ARN yang selanjutnya mengalami replikasi menjadi mARN.
Paramyxovirus merupakan penyebab penyakit campak dan gondong.
G. PERANAN
VIRUS DALAM KEHIDUPAN
Beberapa virus
ada yang dapat dimanfaatkan dalam rekombinasi genetika. Melalui terapi gen, gen
jahat (penyebab infeksi) yang terdapat dalam virus diubah menjadi gen baik
(penyembuh). Baru-baru ini David Sanders, seorang profesor biologi pada
Purdue’s School of Science telah menemukan cara pemanfaatan virus dalam dunia
kesehatan. Dalam temuannva yang dipublikasikan dalam Jurnal Virology, Edisi 15
Desember 2002, David Sanders berhasil menjinakkan cangkang luar virus Ebola
sehingga dapat dimanfaatkan sebagai pembawa gen kepada sel yang sakit
(paru-paru). Meskipun demikian, kebanyakan virus bersifat merugikan terhadap
kehidupan manusia, hewan, dan tumbuhan.
Virus sangat
dikenal sebagai penyebab penyakit infeksi pada manusia, hewan, dan tumbuhan.
Sejauh ini tidak ada makhluk hidup yang tahan terhadap virus. Tiap virus secara
khusus menyerang sel-sel tertentu dari inangnya. Virus yang menyebabkan selesma
menyerang saluran pernapasan, virus campak menginfeksi kulit, virus hepatitis
menginfeksi hati, dan virus rabies menyerang sel-sel saraf. Begitu juga yang
terjadi pada penyakit AIDS (acquired immune deficiency syndrome), yaitu suatu
penyakit yang mengakibatkan menurunnya daya tahan tubuh penderita penyakit
tersebut disebabkan oleh virus HIV yang secara khusus menyerang sel darah
putih. Tabel berikut ini memuat beberapa macam penyakit yang disebabkan oleh
virus.
Selain manusia,
virus juga menyebabkan kesengsaraan bagi hewan dan tumbuhan. Tidak sedikit pula
kerugian yang diderita peternak atau petani akibat ternaknya yang sakit atau
hasil panennya yang berkurang.
1.
Penyakit hewan akibat virus
Penyakit tetelo,
yakni jenis penyakit yang menyerang bangsa unggas, terutama ayam. Penyebabnya
adalah new castle disease virus (NCDV). Penyakit kuku dan mulut, yakni jenis
penyakit yang menyerang ternak sapi dan kerbau. Penyakit kanker pada ayam oleh
rous sarcoma virus (RSV). Penyakit rabies, yakni jenis penyakit yang menyerang
anjing, kucing, dan monyet. Penyebabnya adalah virus rabies.
2.
Penyakit tumbuhan akibat virus
Penyakit mosaik,
yakni jenis penyakit yang menyerang tanaman tembakau. Penyebabnya adalah
tobacco mosaic virus (TMV) Penyakit tungro, yakni jenis penyakit yang menyerang
tanaman padi. Penyebabnya adalah virus Tungro. Penyakit degenerasi pembuluh
tapis pada jeruk. Penyebabnya adalah virus citrus vein phloem degeneration
(CVPD).
3.
Penyakit manusia akibat virus
Contoh paling
umum dari penyakit yang disebabkan oleh virus adalah
- Pilek (yang bisa saja disebabkan oleh satu atau beberapa virus sekaligus)
- Cacar
- AIDS (yang disebabkan virus HIV)
- Demam herpes (yang disebabkan virus herpes simpleks)
- Kanker leher rahim juga diduga disebabkan sebagian oleh papilomavirus (yang menyebabkan papiloma, atau kutil)
Yang
memperlihatkan contoh kasus pada manusia yang memperlihatkan hubungan antara
kanker dan agen-agen infektan. Juga ada beberapa kontroversi mengenai apakah
virus borna, yang sebelumnya diduga sebagai penyebab penyakit saraf pada kuda,
juga bertanggung jawab kepada penyakit psikiatris pada manusia.
Potensi virus
untuk menyebabkan wabah pada manusia menimbulkan kekhawatiran penggunaan virus
sebagai senjata biologis. Kecurigaan meningkat seiring dengan ditemukannya cara
penciptaan varian virus baru di laboratorium.
Kekhawatiran juga
terjadi terhadap penyebaran kembali virus sejenis cacar, yang telah menyebabkan
wabah terbesar dalam sejarah manusia, dan mampu menyebabkan kepunahan suatu
bangsa. Beberapa suku bangsa Indian telah punah akibat wabah, terutama penyakit
cacar, yang dibawa oleh kolonis Eropa. Meskipun sebenarnya diragukan dalam
jumlah pastinya, diyakini kematian telah terjadi dalam jumlah besar. Penyakit
ini secara tidak langsung telah membantu dominasi bangsa Eropa di dunia baru
Amerika.
Salah satu virus
yang dianggap paling berbahaya adalah filovirus. Grup Filovirus terdiri atas
Marburg, pertama kali ditemukan tahun 1967 di Marburg, Jerman, dan ebola.
Filovirus adalah virus berbentuk panjang seperti cacing, yang dalam jumlah
besar tampak seperti sepiring mi. Pada April 2005, virus Marburg menarik
perhatian pers dengan terjadinya penyebaran di Angola. Sejak Oktober 2004
hingga 2005, kejadian ini menjadi epidemi terburuk di dalam kehidupan manusia.
H. ANTI
VIRUS
Pengembangan obat
anti virus atau obat anti viral sebagai pencegahan atau pengobatan belum
mencapai hasil seperti yang diinginkan oleh umat manusia. Karena obat anti
virus atau obat anti viral yang dapat menghambat atau membunuh virus juga akan dapat
merusak sel hospes dimana virus itu berada dalam hal ini manusia.
Pemilihan obat
anti virus / obat anti viral pada infeksi virus tertentu
1. Infeksi
HIV atau AIDS
Pengobatan
anti-viral pada dasarnya menyerang virus HIV di salah satu dari dua tempat:
a).
menjaga virus tetap berada di luar sel-T yang sehat
b).
mencegah sel-T yang terinfeksi untuk melepaskan sel virus baru.
Perawatan lain
adalah termasuk meningkatkan sistem kekebalan alami, supaya bisa melawan HIV.
Ini disebut ‘modulasi kekebalan.
Alasan mengapa
gejala HIV tidak muncul selama beberapa tahun, itu karena sistem kekebalan
dalam menjalankan tugas yang hebat selama melawan HIV. Obat-obat anti-viral
terutama diperuntukkan bagi mereka yang sistem kekebalannya sudah kewalahan
terhadap virus.
Obat anti virus /
anti viral untuk HIV atau AIDS terbagi 4 kelas yaitu :
- Penghambat Fusi seperti Enfuvirtide
- Penghambat Nukleosida pengubah transcriptase seperti Didanosine, Lamivudine, Stavudine, Zidovudine
- Penghambat HIV Protease seperti Ritonavir
- Penghambat Non-Nukleosida pengubah Transciptase seperti Nevirapine
Terapi tunggal
dari obat virus untuk HIV dan AIDS sangat tidak direkomendasikan. Kombinasi
terapi dari obat anti viral adalah sangat mendasar dan penting.
Gunakanlah selalu
obat anti virus ganda (tiga macam obat anti irus), termasuk ‘penghambat HIV
protease’. Strategi ini disebut HAART, singkatan dari ‘highly active
anti-retroviral therapy’ (pengobatan anti-retroviral yang sangat aktif).
Ada beberapa
kombinasi yaitu :
3 macam obat anti
virus kelas “Penghambat Nukleosida pengubah transcriptase”.
2 obat anti virus
kelas Penghambat Nukleosida pengubah transcriptase dan 1 macam obat anti virus
kelas Penghambat HIV Protease
2 obat anti virus
kelas Penghambat Nukleosida pengubah transcriptase dan 1 macam obat anti virus
kelas Penghambat Non-Nukleosida pengubah Transciptase
Penghambat Fusi
boleh ditambahkan untuk mengoptimalkan kerja dari tiga kelas di atas.
2. Infeksi
virus Herpes
Infeksi HSV(virus
herpes simpleks) tipe 1 : obat anti virus Asiklovir memberikan hasil yang baik
untuk infeksi oral-labial. Pada HSV ensefalitis, pemberian anti virus asikovir
injeksi dapat meningkatkan survival rate.
Untuk HSV tipe 1
yang menimbulkan kerato-konjungtivitis, dapat diberikan an virus lokal pada
mata seperti idoksuridin 0.15.
Infeksi HSV tipe
2 ; tipe ini biasanya menimbulkan herpes genitalis. Bentuk primer dari herpse
genitalis dapat diobati dengan obat anti virus asiklovir yang menghasilkan
penyembuhan dan hilangnya rasa nyeri lebih cepat.
Bentuk herpes
genitalis kambuhan/rekuren tidak dapat dihambat oleh obat anti virus asikovir.
Pemberian oral memberikan efek sedang.
3. Infeksi
virus Varicella-zoster
Bentuk lazim pada
anak-anak biasanya ringan dan tidak membutuhkan obat anti virus. Ada kalanya
penyakitnya memberat, tertutama pada pasien yang disertai defisiensi
imunologis. Untuk ini diberikan obat nti virus asiklovir secara injeksi selama
5-7 hari.
4. Infeksi
Cytomegalovirus (CMV)
Retinitis karena
CMV pada pasieAIDS diberi obat anti virus gansikovir.
5.
Hepatitis
Untuk infeksi
hepatitis B kronis digunakan obat anti virus Entecavir untuk perawatannya.
Untuk infeksi
kronis hepatitis C menggunakan obat anti virus interferon-a. Yang sekarang sudah
berkembang dengan penambahan PEG agar lebih efektif PEG interferon dan
pemakaiannya dipermudah dengan peralatan khusus pula.
Untuk pemilihan
obat anti virus yang tepat ada baiknya anda harus periksakan diri dan
konsultasi ke dokter.
I.
DIAGNOSIS DI LABORATORIUM
Deteksi, isolasi,
hingga analisis suatu virus biasanya melewati proses yang sulit dan mahal.
Karena itu, penelitian penyakit akibat virus membutuhkan fasilitas besar dan
mahal, termasuk juga peralatan yang mahal dan tenaga ahli dari berbagai bidang,
misalnya teknisi, ahli biologi molekular, dan ahli virus. Biasanya proses ini
dilakukan oleh lembaga kenegaraan atau dilakukan secara kerjasama dengan bangsa
lain melalui lembaga dunia seperti Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
J. PENCEGAHAN
DAN PENGOBATAN
Karena biasanya
memanipulasi mekanisme sel induknya untuk bereproduksi, virus sangat sulit
untuk dibunuh. Metode pengobatan sejauh ini yang dianggap paling efektif adalah
vaksinasi, untuk merangsang kekebalan alami tubuh terhadap proses infeksi, dan
obat-obatan yang mengatasi gejala akibat infeksi virus.
Penyembuhan
penyakit akibat infeksi virus biasanya disalah-antisipasikan dengan penggunaan
antibiotik, yang sama sekali tidak mempunyai pengaruh terhadap kehidupan virus.
Efek samping penggunaan antibiotik adalah resistansi bakteri terhadap
antibiotik. Karena itulah diperlukan pemeriksaan lebih lanjut untuk memastikan
apakah suatu penyakit disebabkan oleh bakteri atau virus.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Virus adalah
parasit berukuran mikroskopik yang menginfeksi sel organisme biologis. Virus
hanya dapat bereproduksi di dalam material hidup dengan menginvasi dan
memanfaatkan sel makhluk hidup karena virus tidak memiliki perlengkapan selular
untuk bereproduksi sendiri. Dalam sel inang, virus merupakan parasit obligat
dan di luar inangnya menjadi tak berdaya. Biasanya virus mengandung sejumlah
kecil asam nukleat (DNA atau RNA, tetapi tidak kombinasi keduanya) yang
diselubungi semacam bahan pelindung yang terdiri atas protein, lipid, glikoprotein,
atau kombinasi ketiganya. Istilah virus biasanya merujuk pada partikel-partikel
yang menginfeksi sel-sel eukariota (organisme multisel dan banyak jenis
organisme sel tunggal), sementara istilah bakteriofag atau fag digunakan untuk
jenis yang menyerang jenis-jenis sel prokariota (bakteri dan organisme lain
yang tidak berinti sel).
Penelitian
mengenai virus dimulai dengan penelitian mengenai penyakit mosaik. Pada tahun
1883, Adolf Mayer menemukan bahwa penyakit tersebut dapat menular. Mayer
menyimpulkan bahwa penyakit tersebut disebabkan oleh bakteri yang lebih kecil
dari biasanya dan tidak dapat dilihat dengan mikroskop. Pada tahun 1892,
Dimitri Ivanowsky menemukan bahwa getah daun tembakau yang sudah disaring
dengan penyaring bakteri masih dapat menimbulkan penyakit mosaik. Ivanowsky
lalu menyimpulkan dua kemungkinan, yaitu bahwa bakteri penyebab penyakit
tersebut berbentuk sangat kecil sehingga masih dapat melewati saringan, atau
bakteri tersebut mengeluarkan toksin yang dapat menembus saringan. Wendell
Meredith Stanley dari Amerika Serikat berhasil mengkristalkan partikel penyebab
penyakit mosaik yang kini dikenal sebagai virus.
Struktur dan
anatomi virus. Model skematik virus berkapsid heliks (virus mosaik tembakau):
1. asam nukleat (RNA), 2. kapsomer, 3. kapsid. Virus merupakan organisme
subselular yang karena ukurannya sangat kecil, hanya dapat dilihat dengan
menggunakan mikroskop elektron. Virus terkecil berdiameter hanya 20 nm (lebih
kecil daripada ribosom), sedangkan virus terbesar sekalipun sukar dilihat
dengan mikroskop cahaya. Asam nukleat genom virus dapat berupa DNA ataupun RNA.
Genom virus dapat terdiri dari DNA untai ganda, DNA untai tunggal, RNA untai
ganda, atau RNA untai tunggal. Bahan genetik kebanyakan virus hewan dan manusia
berupa DNA, dan pada virus tumbuhan kebanyakan adalah RNA yang beruntai
tunggal. Reproduksi virus secara umum terbagi menjadi 2 yaitu siklus litik dan
siklus lisogenik.
Klasifikasi Virus
diantaranya : Virus Penyerang Bakteri (Bakteriofage), Virus Protista Virus Tumbuhan,
dan Virus Hewan/Manusia. Selain itu juga, virus dapat diklasifikasi menurut
kandungan jenis asam nukleatnya yaitu pada RNA dan DNA. Pada virus RNA, dapat
berunting tunggal (umpamanya pikornavirus yang menyebabkan polio dan influenza)
atau berunting ganda (misalnya revirus penyebab diare); demikian pula virus DNA
(misalnya berunting tunggal oada fase φ × 174 dan parvorirus berunting ganda
pada adenovirus, herpesvirus dan pokvirus).
Contoh-contoh
virus yaitu : HIV (Human Immunodeficiency Virus) Termasuk salah satu retrovirus
yang secara khusus menyerang sel darah putih (sel T), Virus herpes merupakan
virus ADN dengan rantai ganda yang kemudian disalin menjadi mARN. Virus
influenza dan Paramyxovirus adalah semacam virus ARN yang selanjutnya mengalami
replikasi menjadi mARN penyebab penyakit campak dan gondong.
Beberapa virus
ada yang dapat dimanfaatkan dalam rekombinasi genetika. Melalui terapi gen, gen
jahat (penyebab infeksi) yang terdapat dalam virus diubah menjadi gen baik
(penyembuh). David Sanders berhasil menjinakkan cangkang luar virus Ebola
sehingga dapat dimanfaatkan sebagai pembawa gen kepada sel yang sakit
(paru-paru). Meskipun demikian, kebanyakan virus bersifat merugikan terhadap
kehidupan manusia, hewan, dan tumbuhan.
Penyakit pada
manusia akibat virus yang menyebabkan selesma menyerang saluran pernapasan,
virus campak menginfeksi kulit, virus hepatitis menginfeksi hati, dan virus
rabies menyerang sel-sel saraf. Begitu juga yang terjadi pada penyakit AIDS
(acquired immune deficiency syndrome), yaitu suatu penyakit yang mengakibatkan
menurunnya daya tahan tubuh penderita penyakit tersebut disebabkan oleh virus
HIV yang secara khusus menyerang sel darah putih. Selain itu, penyakit hewan
akibat virus yaitu penyakit tetelo penyebabnya adalah new castle disease virus
(NCDV), penyakit kuku dan mulutPenyakit kanker pada ayam oleh rous sarcoma
virus (RSV) dan penyakit rabies. Sedangkan penyakit tumbuhan akibat virus
diantaranya : penyakit mosaik, penyakit degenerasi pembuluh tapis pada jeruk,
dan vein phloem degeneration (CVPD).
Virus sangat
sulit untuk dibunuh. Metode pengobatan sejauh ini yang dianggap paling efektif
adalah vaksinasi, untuk merangsang kekebalan alami tubuh terhadap proses
infeksi, dan obat-obatan yang mengatasi gejala akibat infeksi virus. Selain
itu, diperlukan pemeriksaan lebih lanjut untuk memastikan apakah suatu penyakit
disebabkan oleh bakteri atau virus.
DAFTAR
PUSTAKA
No comments:
Post a Comment
TERIMAKASIH ATAS PARTISIPASINYA