Friday, 24 May 2013

pemanfaatan kulit durian

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pelaksanaan tahap-tahap pembangunan di Indonesia dititikberatkan pada sektor pertanian dan mewujudkan pembangunan ekonomi yang seimbang.
Dari pernyataan diatas, jelaslah bahwa industri hasil pertanian sangatlah penting peranannya.
Namun dengan adanya industri hasil pertanian ini mempunyai dampak negatif, yaitu limbah industri. Dalam karya tulis ini, penulis mencoba mengatasi masalah limbah hasil pertanian yang menjadi kendala dalam industri pertanian.
Dalam karya tulis ini, penulis akan mengangkat masalah limbah kulit durian, yang dianggap sampah di masyarakat.

1.2 Tujuan
a.Untuk mengurangi kendala daur ulang limbah terutama limbah kulit durian;
b.Untuk mencari alternatif minyak tanah dan gas alam yang semakin habis;
c.Untuk menambah bahan untuk pembuatan makanan yang higienis dan terjangkau.


1.3 Manfaat
a.Mengentaskan masalah limbah yang mengotori lingkungan;
b.Kulit durian dapat dijadikan sebagai alternatif bahan bakar memasak
c.Kulit durian juga dapat dijadikan sebagai sumber makanan baru.

1.4 Ruang Lingkup
Dalam karya tulis ini, ruang lingkup yang digunakan adalah limbah kulit durian di sekitar lingkungan.

1.5 Metode
Dalam penelitian ini metode yang dipakai yaitu melalui metode percobaan pada kulit durian yang digunakan sebagai obyek penelitian.







BAB II
KERANGKA TEORI

Durian dikenal dengan nama latin Durie Ziberthinus. Durian merupakan buah musiman. Durian berasal dari negara tetangga yaitu, negara Malaysia. Namun, pada saat ini durian tersebar di seluruh Kepulauan Indonesia, Ceylon, India, Burma, Vietnam, Malaysia, sampai Philipina. Tumbuhan ini merupakan tumbuhan dikotil, tumbuhan berzat kayu, maka perkembangbiakan dapat dilakukan secara generatif dan vegetatif, misalnya mencangkok pada dahan yang sehat. Akan tetapi, dengan kemajuan teknologi sekarang, perkembangbiakannya lebih banyak dilakukan melalui okulasi. Secara tradisional, pohon durian dapat tumbuh pada daerah yang berketinggian kira-kira 800 meter dari permukaan laut. Durian baru berbuah setelah berumur sekitar 9 tahun. Sekarang dengan teknologi modern yang meliputi pembibitan dan pemupukan, maka durian ada yang berbuah pada umur 4 atau 5 tahun.
Kulit durian yang akan dimanfaat memiliki serat-serat dan berlendir, memang serat-serat dan lendir dalam kulit durian membuat kulit durian sulit untuk dibakar apalagi digunakan sebagai bahan bakar, namun jika serabut tersebut disingkirkan, kulit durian dapat menjadi briket/bahan bakar yang sangat baik. Selain itu, kulit durian mengandung pelitin yang kadarnya tinggi yang dapat digunakan untuk pembuatan makanan.

















BAB III
HASIL PENELITIAN
Kulit durian dapat dijadikan bahan bakar setelah melalui proses berikut:
1.     Kulit durian awalnya dipotong kecil-kecil;
2.    Kemudian dicincang sampai halus;
3.    Kulit durian yang telah dicincang kemudian ditumbuk sampai halus;
4.    Kulit durian yang telah ditumbuk dimasukkan ke dalam bak kayu dan ditekan hingga betul-betul padat, sampai tebalnya kira-kira 4 cm.
5.    Kemudian adonan kulit durian dipotong denga ukuran 7x7cm.
6.    Langkah terakhir jemur adonan kulit durian hingga benar-benar kering.
7.    Jadilah briket kulit durian sebagai bahan bakar.

Sebagai bahan percobaan, percobaan dilakukan pada air 500 mililiter dengan bahan bakar briket kulit durian seberat 250 gram.





Tabel Percobaan.
Bahan bakar       Suhu air dalam waktu              Keadaan api
0                                    24°C                     Briket kulit durian
5                                    40°C                        Biru kemerahan
10                                   88°C
15                                   100°C

Sedangkan untuk mengolah kulit durian menjadi sumber makanan baru, melalui proses sebagai berikut:
1. Kulit durian dicuci bersih lalu dipotong kecil-kecil;
2. Didihkan air, lalu masukkan potonga kulit durian tersebut. Panaskan 30-40 menit, anmgkat lalu didiamkan selama semalam (12jam);
3. Rebusan kulit durian disaring. Hasil saringan kulit durian dan air dicampu dengan pulp nenas dengan perbandingan berat 1:1.
4.Pemanasan dilakukan perlahan-lahan dengan api yang tidak terlalu besar dan setelah sari buah cukup banyak yang keluar, dilakukan pendidihan dengan cepat sampai sari buah teruapkan.


DAFTAR PUSTAKA
Agus Taranggono, dkk. (2001). Fisika Untuk SLTP Kelas 3 Kurikulum 1994. Jakarta: Bumi Aksara
Brady, James E. dan John R. Holum. (1993). Chemistry. The Study of Matter and Its Changes. NewYork : John Wiley and Sons Inc.
Bob Foster. (1999). Seribu Pena Fisika SLTP Jilid 3. Jakarta: Erlangga
Garnett, P. J. and David F. Treagust. (1992). Conceptual Difficulties Experienced by Senior High School Student of Electrochemistry: Electrochemical (Galvanic) and Electrolytic Cells. Journal of Research In Science Teaching, (29)10: 1079 – 1099.
Herron, J. Dudley., et. al. (1977). Problems Associated With Concept Analysis. Journal of Science Education, (61)2: 185 – 199.
Hopkins, David (1993). A Teacher’s Guide to Classroom Research.nd Ed. Philadelphia. Open University Press.
Kelter, Paul. B., James D. Carr & Tanya Johnson. (1996). The Chemical and Educational Appeal of The Orange Juice Clock. Journal of Chemical Education, (73)12: 1123-1127
Marthen Kanginan. (2000). Fisika SLTP 3A. Jakarta: Erlangga.
Novak, J. D. (1980). Meaningful Reception Learning As A Basis For Rational Thinking: In A. E Lawson (ed.). The Psychology of Teaching for Thinking and Creativity: 1980 AETS Yearbook. Ohio: The Ohio State University. 192-221.
Swartling, Daniel J. and Charlotte Morgan. (1998). Lemon cells revisited – The lemon – powered calculator. Journal Of Chemical Education, (75)2: 181 -182

No comments:

Post a Comment

TERIMAKASIH ATAS PARTISIPASINYA