Apa Itu Meningitis? Meningitis adalah infeksi pada lapisan otak dan urat saraf tulang belakang. Ada tiga tipe meningitis yang dikenal, yaitu:
Meningitis kriptokokus adalah meningitis yang disebabkan oleh jamur kriptokokus. Jamur ini bisa masuk ke tubuh kita saat menghirup debu atau uap dari kotoran burung yang sudah kering.
Viral meningitis termasuk penyakit ringan. Gejalanya mirip dengan sakit flu biasa, dan umumnya si penderita dapat sembuh sendiri. Frekuensi viral meningitis biasanya meningkat di musim panas karena pada saat itu orang lebih sering terpapar agen pengantar virus. Banyak virus yang bisa menyebabkan viral meningitis. Antara lain virus herpes dan virus penyebab flu perut. Dulu, virus mumps juga menyebabkan meningitis. Namun sejak ada vaksin MMR (Measles, Mumps, Rubella) sudah jarang terjadi meningitis yang disebabkan oleh virus mumps.
Bacterial meningitis, yang disebabkan oleh bakteri tertentu dan merupakan penyakit yang serius. Salah satu bakteri yang diketahui menjadi 'biang keladi' meningitis adalah meningococcal bacteria. Bakteri meningococcal sebetulnya hidup 'tanpa mengganggu' di tenggorokan dan hidung, namun pada kondisi tertentu mereka bisa menjadi aktif dan bertambah jumlahnya hingga akhirnya menyebabkan meningitis. Jika virus tersebut menyerang dan menggandakan jumlahnya pada sel darah, akan terjadi keracunan darah (septicaemia). Hal ini akan merusak pembuluh darah hingga meresap ke bawah kulit. Akibatnya pada kulit timbul bercak kemerahan atau kecoklatan. Bercak ini akan berkembang menjadi memar yang mengurangi suplai darah ke organ-organ lain dalam tubuh. Tentu saja kondisi ini bisa berakibat fatal dan menyebabkan kematian.
Seperti Apa Gejalanya?
Gejala meningitis tidak selalu sama, tergantung dari usia si penderita serta virus apa yang menyebabkannya. Umumnya gejala viral meningitis lebih ringan, tapi pada tahap awal ada kemiripan antara gejala viral meningitis dan bacterial meningitis.
Gejala awalnya adalah demam, sakit kepala dan pilek, layaknya sakit flu biasa. Biasanya disertai dengan mual dan muntah. Setelah itu biasanya penderita merasa sangat lelah, leher terasa pegal dan kaku, gangguan kesadaran serta penglihatan menjadi kurang jelas. Sakit kepala sering menyerang bagian depan kepala dan tidak hilang meskipun si penderita sudah minum paracetamol.
Tapi tidak semua gejala tersebut muncul pada bayi yang sakit meningitis. Biasanya si kecil hanya menjadi sangat rewel dan terjadi gangguan kesadaran. Jika biasanya bayi yang rewel bisa ditenangkan dengan cara digendong oleh ibunya, maka bayi yang menderita meningitis justru tidak suka jika hal tersebut dilakukan.
Gejala meningitis lain yang bisa dikenali pada balita adalah jaundice (warna kulit menguning), tubuh dan leher terasa kaku, demam ringan, tidak mau makan atau tidak mau minum ASI. Biasanya tangisannya juga lebih keras dan nadanya tinggi. Periksa juga apakah ada benjolan pada ubun-ubun si kecil.
Bisa Menular
Meningitis adalah infeksi yang menular. Sama seperti flu, pengantar virus meningitis berasal dari cairan yang berasal dari tenggorokan atau hidung. Saat seorang anak yang sedang menderita meningitis bersin atau batuk, maka virus tersebut dapat berpindah melalui udara dan menularkan orang lain yang kebetulan menghirup udara tersebut.
Kegiatan-kegiatan seperti berbagi makanan dengan penderita meningitis, minum dari gelas dan menggunakan sendok yang sama juga dapat membuat orang yang sehat jadi tertular. Umumnya penularan lebih rentan terjadi pada keluarga yang tinggal satu atap karena menggunakan peralatan makan yang sama.
Meski seseorang sedang terinfeksi oleh virus atau bakteri tertentu, belum tentu ia sakit meningitis. Pada kasus tertentu, bisa saja seorang anak atau orang dewasa membawa salah satu virus penyebab meningitis di tubuhnya, tapi ia tidak sakit sama sekali. Meski demikian, tetap saja ia bisa menularkan virus tersebut.
Cara Pencegahan
Kebersihan tetap menjadi kunci utama proses pencegahan terjangkit virus atau bakteri penyebab meningitis. Ajarilah si kecil dan orang-orang di rumah Anda untuk selalu cuci tangan, terutama sebelum makan dan setelah dari kamar mandi. Usahakan juga untuk tidak berbagi makanan, minuman atau alat makan, untuk membantu mencegah penyebaran virus. Lengkapi juga imunisasi si kecil, termasuk vaksin-vaksin seperti HiB, MMR, dan IPD.
Mengobati Meningitis
Untuk mengetahui apakah seorang anak menderita meningitis atau tidak, perlu dilakukan diagnosa dan perawatan yang intensif. Mula-mula dokter akan melihat riwayat kesehatan dan melakukan pemeriksaan fisik. Jika dugaan meningitis muncul, dokter akan melakukan tes laboratorium untuk diagnosa lebih lanjut. Dokter akan mengambil cairan dari tulang belakang untuk diperiksa apakah memang terjadi infeksi.
Seorang anak yang positif mengidap meningitis sebaiknya dirawat di rumah sakit untuk mendapatkan perawatan yang intensif. Di sana penderita meningitis akan diberi antibiotik dan diberi cairan infus untuk mengganti cairan yang hilang akibat demam atau muntah.
Gejala Pada Bayi
Segera pergi ke dokter jika gejala ini terlihat pada bayi Anda:
*Pada ubun-ubun terdapat benjolan atau bagian tersebut terasa kencang
*Muncul bercak pada kulit. Warna kulit juga berubah pucat atau menjadi biru
*Rewel, terutama bila digendong
*Tangisannya bernada tinggi
*Badannya terasa kaku, tapi tangannya membuat gerakan tidak beraturan
No comments:
Post a Comment
TERIMAKASIH ATAS PARTISIPASINYA