BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Selama ini dalam membuat suatu paragraf sudah dilaksanakan
dengan cukup baik. Dalam membuat suatu paragraf kita harus mengetahui
syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam sebuah paragraf. Paragraf yang akan dibuat
harus dapat mempunyai kepaduan antara paragraf yang lain. Kepaduan paragraf
dapat terlihat melalui penyusunan kalimat secara logis dan melalui
ungkapan-ungkapan pengait antar kalimat. Disini kita di tuntut agar mampu
membuat suatu paragraph dengan baik dan benar sesuai dengan kaedakaedahnya.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian paragraf ?
2. Apa Syarat-syarat dalam membuat suatu
paragraf ?
3.Bagaimana pembagian paragraph menurut jenisnya ?
4. Bagaimana mengembangkan suatu paragraf ?
1.3 Tujuan Penulisan
1. untuk mengerti apa itu paragraf.
2. Untuk mengatahui apa saja syarat-syarat sebuah
paragraf.
3. Untuk mengetahui cara pembagian suatu paragraf.
4. untuk mengetahui cara mengembangkan suatu paragraf.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pendahuluan
Paragraf adalah seperangkat kalimat yang membicarakan suatu
gagasan atau topik. Kalimat-kalimat dalam paragraf memperlihatkan kesatuan
pikiran atau mempunyai keterkaitan dalam membentuk gagasan atau topik
tersebut.Sebuah paragraf mungkin terdiri atas sebuah kalimat, mungkin terdiri
atas dua buah kalimat, mungkin juga lebih dari dua buah kalimat.
Contoh sebuah paragraf :
Sampah selamanya selalu memusingkan. Berkali-kali masalahnya
diseminarkan dan berkali-kali pula jalan pemecahannya dirancang. Namun, keterbatasan-keterbatasan
yang kita miliki tetap menjadikan sampah sebagai masalah yang pelik. Pada waktu
seminar-seminar itu berlangsung, penimbunan sampah terus terjadi. Hal ini
mengundang keprihatinan kita karena masalah sampah banyak sedikitnya mempunyai kaitan
dengan masalah pencemaran air dan banjir. Selama pengumpulan pengangkutan,
pembuangan akhir, dan pengolahan sampah itu belum dapat dilaksanakan dengan
baik, selama itu pula sampah menjadi masalah.
Paragraf ini terdiri atas enam kalimat. Semua kalimat itu membicarakan soal sampah. Oleh sebab itu, paragraf itu mempunyai topik ”masalah sampah” karena pokok permasalahan dalam paragraf itu adalah masalah sampah.
Paragraf ini terdiri atas enam kalimat. Semua kalimat itu membicarakan soal sampah. Oleh sebab itu, paragraf itu mempunyai topik ”masalah sampah” karena pokok permasalahan dalam paragraf itu adalah masalah sampah.
Dalam tulisan-tulisan lain
mungkin kita menjumpai topik paragraf,
seperti:
seperti:
a. peranan bahasa dalam kehidupan;
b. penyebab kebakaran hutan:
c. manfaat koperasi;
d. Tragedi Semanggi;
e. kehidupan di ruang angkasa;
f. Trisakti sebagai karnpus reformasi.
Topik
paragraf adalah pikiran utama di dalam sebuah paragraf. Semua pembicaraan dalam
paragraf itu terpusat pada pikiran utama ini. Pikiran utama itulah yang menjadi
topik persoalan atau pokok pembicaraan. Oleh sebab itu, ia kadang-kadang
disebut juga gagasan pokok di dalam sebuah paragraf. Dengan demikian, apa yang
menjadi pokok pembicaraan dalam sebuah paragraf, itulah topik paragraf.
2.2. Syarat-Syarat Paragraf
Paragraf
yang baik harus memiliki dua ketentuan, yaitu kesatuan paragraf dan kepaduan
paragraf.
a) Kesatuan Paragraf
Dalam sebuah paragraf terdapat hanya satu pokok pikiran.
Oleh sebab itu, kalimat-kalimat yang membentuk paragraf perlu ditata secara
cermat agar tidak ada satu pun kalimat yang menyimpang dari ide pokok paragraf
itu. Kalau ada kalimat yang menyimpang dari pokok pikiran paragraf itu,
paragraf menjadi tidak berpautan, tidak utuh. Kalimat yang menyimpang itu harus
dikeluarkan dari paragraf. Perhatikan paragraf di bawah ini.
Jateng sukses, Kata-kata ini meluncur gembira dari pelatih
regu Jateng setelah selesai pertandingan final Kejurnas TinjuAmatir, Minggu
malam, di Gedung Olahraga Jateng, Semarang. Kota Semarang terdapat di pantai
utara Pulau Jawa, ibu kota Propinsi Jateng. Pernyataan itu dianggap wajar
karena yang diimpi-impikan selama ini dapat terwujud, yaitu satu medali emas,
satu medali perak, dan satu medali perunggu. Hal itu ditambah lagi oleh pilihan
petinju terbaik yang jatuh ke tangan Jateng. Hasil yang diperoleh itu adalah
prestasi paling tinggi yang pemah diraih oleh Jateng dalam arena seperti itu.
Dalam paragraf itu kalimat ketiga tidak menunjukkan keutuhan paragraf. Oleh sebab itu, kalimat tersebut harus dikeluarkan dari paragraf.
Dalam paragraf itu kalimat ketiga tidak menunjukkan keutuhan paragraf. Oleh sebab itu, kalimat tersebut harus dikeluarkan dari paragraf.
b) Kepaduan Paragraf
Kepaduan paragraf dapat terlihat melalui penyusunan secara
logis dan melalui ungkapan-ungkapan (kata-kata) pengait kalimat. Urutan yang
logis akan terlihat dalam susunan kalimat-kalimat dalam paragraf itu. Dalam
paragraf itu tidak ada kalimat yang sumbang atau keluar dari permasalahan yang
dibicarakan
Pengait Paragraf Agar paragraf menjadi padu digunakan pengait
paragraf, berupa :
1)
Ungkapan penghubung transisi,
2) Kata ganti,
atau
3) Kata
kunci (pengulangan kata yang dipentingkan).
Ungkapan
pengait antar kalimat dapat berupa penghubung/transisi.
1.) Beberapa Kata Transisi
1.
Hubungan tambahan : lebih lagi, selanjutnya, tambah
pula, di samping itu, lalu, berikutnya,demikian pula, begitu
juga, di samping itu, lagi pula.
2.
Hubungan pertentangan :
akan tetapi, namun, bagaimanapun, walaupun demikian, sebaliknya, meskipun begitu, lain halnya.
3. Hubungan perbandingan : sama dengan itu, dalam hal yang demikian, sehubungan dengan Itu.4. Hubungan akibat : oleh sebab itu, jadi, akibatnya, oleh karena itu, maka,sebab itu
5. Hubungan tujua : untuk itu, untuk maksud itu
6. Hubungan singkatan : singkatnya, pendeknya, akhirnya, pada umumnya, kata lain,Sebagai simpulan.
7. Hubungan waktu : sementara itu, segera setelah itu, beberapa saat kemudian
8. Hubungan tempat : berdekatan dengan itu
3. Hubungan perbandingan : sama dengan itu, dalam hal yang demikian, sehubungan dengan Itu.4. Hubungan akibat : oleh sebab itu, jadi, akibatnya, oleh karena itu, maka,sebab itu
5. Hubungan tujua : untuk itu, untuk maksud itu
6. Hubungan singkatan : singkatnya, pendeknya, akhirnya, pada umumnya, kata lain,Sebagai simpulan.
7. Hubungan waktu : sementara itu, segera setelah itu, beberapa saat kemudian
8. Hubungan tempat : berdekatan dengan itu
Paragraf di bawah ini memperlihatkan pemakaian ungkapan
pengait antarkalimat yang berupa ungkapan penghubung transisi. Belum ada isyarat jelas bahwa
masyarakat sudah menarik tabungan deposito mereka. Sementara itu, bursa efek
Indonesia mulai goncang dalam menampung serbuan para pemburu saham.
Pemilik-pemilik uang berusaha meraih sebanyak-banyaknya saham yang dijual di
bursa. Oleh karena itu, bursa efek berusaha menampung minat pemilik uang yang
menggebu-gebu. Akibatnya, indeks harga saham gabungan (IHSG) dalam tempo cepat
melampaui angka 100 persen. Bahkan, kemarin IHSG itu meloncat ke tingkat
101,828 persen, Dengan
dipasangnya pengait antarkalimat sementara itu, oleh karena itu, akibatnya, dan
bahkan dalam paragraf tersebut, kepaduan paragraf terasa sekali, serta urutan
kalimat-kalimat dalam paragraf itu logis dan kompak.
2) Kata Ganti
Ungkapan
pengait paragraf dapat juga berupa kata ganti, baik kata ganti orang maupun
kata ganti yang lain.
(1) Kata Ganti Orang
Dalam usaha memadu kalimat-kalimat dalam suatu paragraf,
kita banyak menggunakan kata ganti orang. Pemakaian kata ganti ini berguna
untuk menghindari penyebutan nama orang berkali-kali. Kata ganti yang.dimaksud
adalah saya, aku, ku, kita, kami (kata ganti orang pertama), engau,kau, kamu,
mu,kamu sekalian (kata ganti orang kedua),’ dia, ia, beliau, mereka, dan nya
(kata ganti orang ketiga). Hal ini dapat kita lihat pada contoh berikut ini.
Rizal, Rustam, dan Cahyo adalah teman sekolah sejak SMA hingga
perguruan tinggi. Kini mereka sudah menyandang gelar dokter dari sebuah
universitas negeri di Jakarta. Mereka merencanakan mendirikan suatu poliklinik
lengkap dengan apoteknya. Mereka menghubungi saya dan mengajak bekerja sarna,
yaitu saya diminta menyediakan tempatnya karena kebetulan saya memiliki
sebidang tanah yang letaknya strategis, Saya menyetujui permintaan mereka.
Kata
mereka dipakai sebagai pengganti kata Rizal, Rustam, dan Cahyo agar nama orang
tidak disebutkan berkali-kali dalam satu paragraf. Penyebutan nama orang yang
berkali-kali dalam satu Paragraf akan menimbulkan kebosanan serta menghilangkan
keutuhan paragraf. Hal ini dapat dilihat dalam kalimat di bawah ini.
Hajjah Utamiwati adalah ketua majelis taklim di desa ini. Rumah Hajjah
Utamiwati terletak dekat masjid Nurul Ittihad.
Pengulangan
Hajjah Utamiwati akan menimbulkan kesan kekurang paduan dua kalimat itu.
Kesannya akan lain jika kalimat itu diubah sebagai berikut.
Hajjah Utamiwati adalah ketua majelis taklim di desa ini. Rumahnya
terletak dekat masjid Nurul Ittihad.
Bentuk
-nya dalam kalimat di atas adalah bentuk singkat kata ganti orang ketiga, yaitu
Hajjah Utamiwati. Dengan demikian, kepadu kalimat-kalimat itu dapat kita
rasakan.
Penggunaan
kata ganti orang ketiga tunggal, beliau, dapat dilihat pada kalimat berikut
ini.
Ibu Sud adalah pencipta lagu empat zaman yang sangat produktif. Beliau
telah menciptakan tidak kurang dari dua ratus buah lagu.
Semua kata
ganti orang hanya dapat menggantikan nama orang dan hal-hal yang
dipersonifikasikan. Kalirnat berikut itu memperlihatkan hal yang dipersonifikasikan
dari subjek kalimat. Oleh sebab itu, kalimat ini masih dibenarkan.
Pada tahun yang lalu India dilanda kelaparan. Ia mengharapkan uluran
tangan negara lain.
Sudah
dikatakan bahwa kata ganti orang hanya dipakai untuk menggantikan nama orang
dan hal-hal yang dipersonifikasikan. Dalam hal ini, bentuk -nya merupakan
pengecualian. Bentuk -nya tidak hanya menggantikan nama orang dan hal yang
dipersonifikasikan, tetapi juga menggantikan benda-benda yang tidak bemyawa.Hal
ini dapat dilihat pada kalimat berikut :
Sepatu saya sudah rusak. Saya harus segera menggantinya. Kain bahan celana ini pas-pasan. Si penjahit harus pandai memotongnya.
Dalam
masalah pemakaian kata ganti orang ketiga, kata ganti itu harus digunakan pada
tempatnya yang tepat.
1)Buku
Sutan Takdir Alisjahbana banyak sekali.Beliau adalah budayawan yang sangat
disegani.(Salah)
1 a) Sutan
Takdir Alisjahbana mengarang buku banyak sekali. Beliau adalah budayawan yang
sangat disegani. (Betul)
2)
Hutan-hutan di Indonesia habis ditebangi oleh orang yang tidak bertanggung
jawab. Mereka hanya mementingkan diri sendiri.(Salah)
2 a)
Orang-orang yang tidak bertanggung jawab menebangi hutan-hutan di Indonesia
habis-habisan. Mereka hanya mementingkan diri sendiri. (Betul)
3) Di
mana-mana pabrik didirikan oleh konglomerat. Dengan demikian, mereka menganggap
bahwa masalah pengangguran telah teratasi. (Salah)
3 a) Di
mana-mana konglomerat mendirikan pabrik. Dengan demikian, mereka menganggap
bahwa rnasalah pengangguran telah teratasi. (Betul)
(2) Kata Ganti yang Lain
Kata ganti
lain yang digunakan dalam meneiptakan kepaduan paragraf ialah itu, ini, tadi,
begitu, demikian, di situ, ke situ, di atas, di sana, di sini dan sebagaia.
Perhatikan contoh berikut . ltu
asrama mereka. Mereka tinggal di situ sejak kuliah tingkat satu sampai dengan
meraih gelar sarjana. Orang tua mereka juga sering berkunjung ke situ.
(3) Kata Kunci
Di samping
itu, ungkapan pengait dapat pula berupa pengulangan kata-kata kunci, seperti
kata sampah pada contoh paragraf yang pertama. Pengulangan kata-kata kunci ini
perlu dilakukan dengan hati-hati (tidak terlalu sering).
2.3 Pembagian Paragraf menurut Jenisnya
Dalam
sebuah karangan (komposisi) biasanya terdapat tiga macam paragraf jika dilihat
dari segi jenisnya.
1) Paragraf Pembuka
Paragraf ini merupakan pembuka atau pengantar untuk sampai
pada segala pembicaraan yang akan menyusul kemudian. Oleh sebab itu, paragraf
pembuka harus dapat menarik minat dan perhatian pembaea, serta sanggup
menghubungkan pikiran pembaca kepada masalah yang akan disajikan selanjutnya.
Salah satu cara untuk menarik perhatian ini ialah dengan mengutip pernyataan
yang memberikan rangsangan dari para orang terkemuka atau orang yang terkenal.
2) Paragraf Pengembang
Paragraf pengembang ialah paragraf yang terletak antara
paragraf pembuka dan paragraf yang terakhir sekali di dalam bab atau anak bab
itu. Paragraf ini mengembangkan pokok pembicaraan yang dirancang. Dengan kata
lain, paragraf pengembang mengemukakan inti persoalan yang akan dikemukakan.
Oleh sebab itu, satu paragraf dan paragraf lain harus memperlihatkan hubungan
yang serasi dan logis. Paragraf itu dapat dikembangkan dengan eara
ekspositoris, dengan eara deskriptif, dengan eara naratif, atau dengan eara
argumentatif yang akan dibiearakan pada halaman-halaman selanjutnya.
3) Paragraf Penutup
Paragraf penutup adalah paragraf yang terdapat pada akhir
karangan atau pada akhir suatu kesatuan yang lebih kecil di dalam karangan itu.
Biasanya, paragraf penutup berupa simpulan semua pembicaraan yang telah
dipaparkan pada bagian-bagian sebelumnya.
2.4. Tanda Paragraf
Sebuah paragraf dapat ditandai dengan memulai kalimat
pertama agak menjorok ke dalam, kira-kira lima ketukan mesin ketik atau
kira-kira dua sentirneter. Dengan demikian, para pembaca mudah dapat melihat permulaan
tiap paragraf sebab awal paragraf ditandai oleh kalimat permulaannya yang tidak
ditulis sejajar dengan garis margin atau garis pias kiri. Selain itu, penulis
dapat pula menambahkan tanda sebuah paragraf itu dengan memberikan jarak agak
renggang dari paragraf sebelumnya.
2.5. Rangka atau Struktur Sebuah Paragraf
Rangka atau struktur sebuah paragraf terdiri atas sebuah
kalimat topik dan beberapa kalimat penjelas. Dengan kata lain, apabila dalam
sebuah paragraf terdapat lebih dari sebuah kalimat topik, paragraf itu tidak
termasuk paragraf yang baik. Kalimat-kalimar di dalam paragraf itu harus saling
mendukung, saling menunjang, kait-berkait satu dengan yang lainnya.
Kalimat
topik adalah kalimat yang berisi topik yang dibiearakan pengarang. Pengarang meletakkan
inti maksud pembicaraannya pada kalimat topik. Karena topik paragraf adalah pikiran utama dalam sebuah
paragraf, kalimat topik merupakan kalimat utama dalam paragraf itu. Karena
setiap paragraf hanya mempunyai sebuah topik, paragraf itu tentu hanya
mempunyai satu kalimat utama.
Kalimat
utama bersifat umum. Ukuran keumuman sebuah kalimat terbatas pada paragraf itu
saja. Adakalanya sebuah kalimat yang kita anggap umum akan berubah menjadi
kalimat yang khusus apabila paragraf itu diperluas.
Perhatikan
paragraf berikut
Penduduk Tegal, umpamanya, merasa tidak dapat hidup di daerahnya lagi
karena bahan makanan yang akan dimakan sehari-hari tidak mencukupi kebutuhan
penduduk. Hal ini disebabkan oleh ledakan penduduk Tegal terlalu besar sehingga
daerah pertanian yang relatif tidak bertambah hasilnya itu tidak dapat
menampung perkembangan penduduk. Pertumbuhan penduduk Tegal jauh lebih besar
daripada perkembangan daerah pertanian yang ada di situ.
Kalau kita
lihat paragraf di atas, kalimat yang paling umum’ sifatnya ialah kalimat
pertama, yaitu “Penduduk Tegal,
umpamanya, merasa tidak dapat hidup di daerahnya lagi karena bahan makanan yang
akan dimakan sehari-hari tidak mencukupi kebutuhan penduduk.”
Kalimat-kalimat selanjutnya adalah kalimat-kalimat penjelas yang fungsinya
menjelaskan gagasan utama yang terletak pada kalimat pertama.
Kalau
kalimat dalam paragraf itu ditambah dengan sebuah kalimat lagi, sifat keumuman
kalimat pertama itu berubah menjadi khusus. Kalimat yang ditambahkan itu
berbunyi
”tidak dapat dimungkiri bahwa pertumbuhan penduduk yang tidak diimbangi
oleh pertumbuhan produksi dapat menyebabkan tingkat kemakmuran berkurang.”
Kalimat
yang terakhir ini bersifat lebih umum daripada kalimat pertama. Kalau kalimat
terakhir ini ditambahkan pada paragraf itu, kalimat terkahir ini akan menjadi
kalimat utama.
Kalau kita melihat perkembangan paragraf yang kita perbincangkan ini, dapat dikatakan bahwa sebelum kalimat itu ditambahkan pada paragraf itu, kalimat utama paragraf itu berada di awal paragraf, sedangkan setelah ditambahkan, kalimat utama (kalimat topik) terletak di akhir paragraf.
Kalau kita melihat perkembangan paragraf yang kita perbincangkan ini, dapat dikatakan bahwa sebelum kalimat itu ditambahkan pada paragraf itu, kalimat utama paragraf itu berada di awal paragraf, sedangkan setelah ditambahkan, kalimat utama (kalimat topik) terletak di akhir paragraf.
2.6
Paragraf Deduktif Dan Induktif
Paragraf
adalah susuna dari beberapa kalimat yang terjalin utuh, mengandung sebuah
makna, dan didalamnya terdapat gagasan utama. Paragaraf deduktif dan Induktif adalah salah satu contoh
paragraph yang dilihat dari letak gagasan utamanya.
1.Paragraf Deduktif
Paragraf
deduktif adalah paragraf yang kalimat utamanya terletak di awal paragaraf dan
dilengkapi dengan kalimat penjelas sebagai pelengkapnya. Paragraf ini diawali
dengan pernyataan umum dan disusul dengan penjelasan umum.
Contoh:
Pada tahun 2008 kualitas masyarakat Indonesia semakin rendah. Hal ini dapat dilihat dari semakin meningkatnya angka pengangguran di Indonesia.Yang tahun sebelumnya hanya 30%, prosentase angka pengangguran dan tahun ini bertambah menjadi 40%. Angka kriminalitas di Indonesia juga semakin membeludak.Dan yang paling parah banyak masyarakat Indonesia yang tidak mengikuti program pemerintah 9 tahun. Dilihat dari dua realita ini kita suda bisa mengukur SDM masyarakat Indonesia
Pada tahun 2008 kualitas masyarakat Indonesia semakin rendah. Hal ini dapat dilihat dari semakin meningkatnya angka pengangguran di Indonesia.Yang tahun sebelumnya hanya 30%, prosentase angka pengangguran dan tahun ini bertambah menjadi 40%. Angka kriminalitas di Indonesia juga semakin membeludak.Dan yang paling parah banyak masyarakat Indonesia yang tidak mengikuti program pemerintah 9 tahun. Dilihat dari dua realita ini kita suda bisa mengukur SDM masyarakat Indonesia
2.Paragraf Induktif
Pargaragraf
Induktif adalah Paragraf yang kalimat utamanya terletak diakhir kalimat dan
kalimat penjelasnya terletak di awal paragraph. Paragraf ini diawali dengan
urutan pernyataan khusus dan disusul dengan pernyataan umum.
Contoh:
Setiap hari Abo selalu pulang malam. Sekitar jam 20.00. Sangat tak masuk akal jika seorang pelajar pulang malam. Diapun tak pernah belajar. Hidupnya selalu di penuhi dengan gemerlapnya dunia. Tak ada kata susah didalam pikirannya. Maka dari itu sangart wajar sekali jika Abo tidak naik kelas.
Setiap hari Abo selalu pulang malam. Sekitar jam 20.00. Sangat tak masuk akal jika seorang pelajar pulang malam. Diapun tak pernah belajar. Hidupnya selalu di penuhi dengan gemerlapnya dunia. Tak ada kata susah didalam pikirannya. Maka dari itu sangart wajar sekali jika Abo tidak naik kelas.
2.7
Pengembangan paragraf
Pengembangan
paragraf mencakup dua hal:
- Kemampuan memerinci secara maksimal gagasan utama alinea ke dalam gagasan-gagasan bawahan;
- Kemampuan mengurutkan gagasan-gagasan bawahan ke dalam suatu urutan yang teratur.
Argumentasi adalah salah satu jenis
pengembangan paragraf dalam penulisan yang ditulis dengan tujuan untuk
meyakinkan atau membujuk pembaca. Dalam penulisan argumentasi isi dapat berupa
pembuktian, alasan, maupun ulasan obyektif dimana disertakan contoh, analogi, dan sebab akibat
Eksposisi adalah salah satu jenis
pengembangan paragraf dalam penulisan yang dimana isinya ditulis dengan
tujuan untuk menjelaskan atau memberikan pengertian dengan gaya penulisan yang
singkat, akurat, dan padat
Narasi adalah salah satu jenis
pengembangan paragraf dalam sebuah tulisan dimana rangkaian peristiwa dari waktu
ke waktu dijabarkan dengan urutan awal, tengah, dan akhir.
Narasi:
Kubuka
peralatan kerjaku di bagian sortir, dan mulailah aku bekerja hingga istirahat
pukul 12.00. Lima jam bekerja membuat pinggangku selalu terasa pegal. Satu jam
istirahat aku gunakan untuk makan, salat, dan berbaring sejenak. Pukul empat,
aku menyudahi pekerjaanku untuk memburu bus yang akan membawaku pulang.
Eksposisi:
Sampai hari ke-8, bantuan untuk para korban gempa Yogyakarta belum
merata. Hal ini terlihat di beberapa wilayah Bantul dan Jetis. Misalnya, di
Desa Piyungan. Sampai saat ini, warga Desa Piyungan hanya makan singkong.
Mereka mengambilnya dari beberapa kebun warga. Jika ada warga yang makan nasi,
itu adalah sisa-sisa beras yang mereka kumpulkan di balik reruntuhan bangunan.
Kondisi seperti ini menunjukkan bahwa bantuan pemerintah kurang merata.
Argumentasi
Mempertahankan
kesuburan tanah merupakan syarat mutlak bagi tiap-tiap usaha pertanian. Selama
tanaman dalam proses menghasilkan, kesuburan tanah ini akan berkurang. Padahal
kesuburan tanah wajib diperbaiki kembali dengan pemupukan dan penggunaan tanah
itu sebaik-baiknya. Teladan terbaik tentang cara menggunakan tanah dan menjaga
kesuburannya dapat kita peroleh pada hutan yang belum digarap petani.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Karangan
yang pendek / singkat yang berisi sebuah pikiran dan didukung himpunan kalimat
yang saling berhubungan untuk membentuk satu gagasan disebut paragraph /
alinea. Untuk dapat membuat suatu paragraph yang baik harus memiliki dua
ketentuan yakni kesatuan paragraph dan kepaduan paragraph.
Pengembangan
paragraf mencakup dua hal:
- Kemampuan memerinci secara maksimal gagasan utama alinea ke dalam gagasan-gagasan bawahan;
- Kemampuan mengurutkan gagasan-gagasan bawahan ke dalam suatu urutan yang teratur.
3.2 Saran
Mahasiswa
di tuntut untuk lebih dalam mempelajari pelajaran Bahasa Indonesia.Karena
dengan itu dapat menambah wawasan kita. Misalnya dalam pembuatan suatu
paragraf, kita tidak keliru lagi. Lebih memahami unsur-unsur yang menyangkut
suatu paragraf.
DAFTAR
PUSTAKA
Arifin, E.
Zaenal dan Tasai, S.Amran. 2008. Cermat
Berbahasa Indonesia.Jakarta: Akademi Pressindo.
No comments:
Post a Comment
TERIMAKASIH ATAS PARTISIPASINYA