BAB I.
PENDAHULUAN
A. Tujuan
Tujuan dalam penyusunan karya ilmiah ini adalah
Tujuan dalam penyusunan karya ilmiah ini adalah
1. Mengetahui
bagian – bagian tanaman yang dapat dibentuk menjadi bonsai
2. Mengetahui tanaman bibit bonsai
3. Mengetahui tanaman bakal bonsai dan bagaimana cara menanamnya
4. Mengetahui bagaimana cara membuat tanaman bonsai
5. Untuk memenuhi tugas mandiri mata pelajaran bahasa Indonesia
2. Mengetahui tanaman bibit bonsai
3. Mengetahui tanaman bakal bonsai dan bagaimana cara menanamnya
4. Mengetahui bagaimana cara membuat tanaman bonsai
5. Untuk memenuhi tugas mandiri mata pelajaran bahasa Indonesia
B. Latar
Belakang
Bonsai adalah tanaman kerdil yang bentuknya menyerupai tanaman di alam bebas yang di tanam di pot yang beraneka ragam bentuknya dan warnanya atau sering juga disebut tanaman hias. Pertama kalinya tanaman bonsai ini dikembangkan di Tiongkok pada abad ke XI, kemudian pada abad ke XV seni tanaman bonsai masuk ke Jepang, hingga seni tanaman kerdil ini disebut bonsai
Bonsai adalah tanaman kerdil yang bentuknya menyerupai tanaman di alam bebas yang di tanam di pot yang beraneka ragam bentuknya dan warnanya atau sering juga disebut tanaman hias. Pertama kalinya tanaman bonsai ini dikembangkan di Tiongkok pada abad ke XI, kemudian pada abad ke XV seni tanaman bonsai masuk ke Jepang, hingga seni tanaman kerdil ini disebut bonsai
C. Metode
Dalam penyusunan karya ilmiah ini penulis menggunakan metode deskripsi dan pendekatan yang digunakan yaitu dengan pendekatan normative, dimana penulis menjelaskan dan memaparkan bagaimana cara membentuk tanaman menjadi tanaman bonsai dengan menggunakan literature yang ada
Dalam penyusunan karya ilmiah ini penulis menggunakan metode deskripsi dan pendekatan yang digunakan yaitu dengan pendekatan normative, dimana penulis menjelaskan dan memaparkan bagaimana cara membentuk tanaman menjadi tanaman bonsai dengan menggunakan literature yang ada
D. Sistematika
Penulisan
Bab I Pendahuluan
Isi dari Pendahuluan ini terdiri dari beberapa sub Bab yaitu; tujuan, latar belakang, metode; sistematika penulisan, dan terakhir Kegunaan
Bab I Pendahuluan
Isi dari Pendahuluan ini terdiri dari beberapa sub Bab yaitu; tujuan, latar belakang, metode; sistematika penulisan, dan terakhir Kegunaan
Bab II
Pembahasan
Pembahasan ini menguraikan materi tentang tanaman bonsai secara teoritis dimana dalam hal ini terdiri dari beberapa sub yaitu: bagian tanaman, sifat dan fungsinya, bibit bonsai, bakal bonsai dan cara menanamnya; dan tahap-tahap pembentukan bonsai.
Pembahasan ini menguraikan materi tentang tanaman bonsai secara teoritis dimana dalam hal ini terdiri dari beberapa sub yaitu: bagian tanaman, sifat dan fungsinya, bibit bonsai, bakal bonsai dan cara menanamnya; dan tahap-tahap pembentukan bonsai.
Bab III Penutup
Dalam Bab III ini diisi dengan penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran, dimana penulis setelah menguraikan materi tentang bonsai selanjutnya menyimpulkan dan memberikan saran sehingga karya ilmiah ini bisa bermanfaat.
Dalam Bab III ini diisi dengan penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran, dimana penulis setelah menguraikan materi tentang bonsai selanjutnya menyimpulkan dan memberikan saran sehingga karya ilmiah ini bisa bermanfaat.
E. Kegunaan
Manfaat dan kegunaan penyusunan karya ilmiah ini diharapkan bisa:
Manfaat dan kegunaan penyusunan karya ilmiah ini diharapkan bisa:
1. Menumbuhkan
minat seseorang untuk bisa memiliki bonsai
2. Memberikan motivasi untuk bisa berkreasi dan kreatif
3. Memberikan pengetahuan dan pengalaman bagaimana membentuk tanaman bonsai
2. Memberikan motivasi untuk bisa berkreasi dan kreatif
3. Memberikan pengetahuan dan pengalaman bagaimana membentuk tanaman bonsai
BAB II.
PEMBAHASAN
A. Bagian
Tanaman, Sifat Dan Fungsinya
1. Organ-Organ
Tanaman dan Sifatnya
Bagian-bagian tanaman dapat dibagi dalam dua bagian ialah:
- Bagian vegetatif (organum nutritivum)
- bagian generatif (organum reproductivum)
Untuk landasan membuat bonsai dibatasi pada penguraian bagian vegetatif saja, Karena bagian generatif kurang perannya dalam membentuk bonsai.
Bagian-bagian tanaman dapat dibagi dalam dua bagian ialah:
- Bagian vegetatif (organum nutritivum)
- bagian generatif (organum reproductivum)
Untuk landasan membuat bonsai dibatasi pada penguraian bagian vegetatif saja, Karena bagian generatif kurang perannya dalam membentuk bonsai.
a. Bagian
Vegetatif
Bagian vegetatif dapat dibagi dalam 2 (dua) bagian:
Bagian vegetatif dapat dibagi dalam 2 (dua) bagian:
1. Yang berada
di atas tanah (batang pokok, dahan, ranting, daun) berada di dalam lingkungan
yang penuh dengan udara dan lembap, serta sinar matahari dan suhu udara yang
tidak konstan
2. Bagian yang berada di dalam tanah, perakaran yang tumbuhnya ke bawah atau ke dalam tanah dan menghindari matahari.
2. Bagian yang berada di dalam tanah, perakaran yang tumbuhnya ke bawah atau ke dalam tanah dan menghindari matahari.
Bagian ini
terdiri dari:
- Akar tunggang atau akar pokok yang tumbuhnya lurus ke bawah
- Akar lateral, tumbuhnya mendatar, dan keluar dari dekat leher akar
- Akar tunggang atau akar pokok yang tumbuhnya lurus ke bawah
- Akar lateral, tumbuhnya mendatar, dan keluar dari dekat leher akar
b. Sifat dan
fungsi bagian vegetative
1. Batang pokok
Dapat meningkat tingginya, Karena diperlengkapi dengan titik tumbuh pucuknya. Dan dapat memperbesar lingkaran batangnya Karena diperlengkapi dengan jaringan khusus yang disebut kambium. Letak kambium di atas kayu, dan di bawah kulit.
1. Batang pokok
Dapat meningkat tingginya, Karena diperlengkapi dengan titik tumbuh pucuknya. Dan dapat memperbesar lingkaran batangnya Karena diperlengkapi dengan jaringan khusus yang disebut kambium. Letak kambium di atas kayu, dan di bawah kulit.
2. Dahan
Tumbuh dari kuntum yang berada di ketiak daun pada batang pokok yang masih muda. Tumbuhnya bisa mendatar atau membentuk sudut kurang dari 90°. Dengan adanya dahan-dahan tersebut dibentuklah mahkota pohon yang konis, pyramidal, bulat telur, lonjong dan sebagainya.
Tumbuh dari kuntum yang berada di ketiak daun pada batang pokok yang masih muda. Tumbuhnya bisa mendatar atau membentuk sudut kurang dari 90°. Dengan adanya dahan-dahan tersebut dibentuklah mahkota pohon yang konis, pyramidal, bulat telur, lonjong dan sebagainya.
3. Ranting
Tumbuh dari kuntum yang berada di ketiak daun dahan, dapat tumbuh ke arah yang beraneka ragam, namun rata-rata tumbuh ke luar arah dahan. Pertumbuhan ranting dapat dihentikan dengan reaksi membentuk ranting-ranting baru.
Tumbuh dari kuntum yang berada di ketiak daun dahan, dapat tumbuh ke arah yang beraneka ragam, namun rata-rata tumbuh ke luar arah dahan. Pertumbuhan ranting dapat dihentikan dengan reaksi membentuk ranting-ranting baru.
4. Kuntum
Kuntum dapat berada di titik tumbuh, ketiak daun dan ada pula yang terpendam (tidak nampak) yang setiap waktu dapat tumbuh sebagai ranting atau dahan baru.
Kuntum dapat berada di titik tumbuh, ketiak daun dan ada pula yang terpendam (tidak nampak) yang setiap waktu dapat tumbuh sebagai ranting atau dahan baru.
5. Akar
Akar sifatnya menghindari sinar matahari, sifat ini disebut “negatif phototropis”. Pertumbuhan akar tidak kaku, yang berarti dapat menyesuaikan diri dengan ruang lingkup di mana mereka berada, misalnya akar tunggang menjadi lateral bila tumbuhnya terhalang oleh suatu benda yang tidak bisa ditembus, akan berubah arahnya.
Akar sifatnya menghindari sinar matahari, sifat ini disebut “negatif phototropis”. Pertumbuhan akar tidak kaku, yang berarti dapat menyesuaikan diri dengan ruang lingkup di mana mereka berada, misalnya akar tunggang menjadi lateral bila tumbuhnya terhalang oleh suatu benda yang tidak bisa ditembus, akan berubah arahnya.
2. Fungsi
Bagian Tanaman
a. Daun merupakan pabrik untuk menghasilkan zat karbohidrat, protein dan lemak.
Ketiga zat ini dibentuk melalui proses fotosintesa.
a. Daun merupakan pabrik untuk menghasilkan zat karbohidrat, protein dan lemak.
Ketiga zat ini dibentuk melalui proses fotosintesa.
Sarana dari
proses tersebut adalah:
- Hijau daun yang sehat
- Sinar matahari
- Udara yang mengandung zat asam arang (CO2)
- Air
- Hijau daun yang sehat
- Sinar matahari
- Udara yang mengandung zat asam arang (CO2)
- Air
b. Fungsi akar
Fungsi akar
yang utama adalah untuk menyerap zat-zat mineral yang larut di dalam air atau
dari tanah. Zat-zat mineral ini pada umumnya diperlukan untuk pertumbuhan
tanaman. Air yang diserap bersama zat mineral, diperlukan untuk berlangsungnya
fotosintesa.
B. Bibit Bonsai
Bibit untuk bonsai atau bakal bonsai dapat diperoleh dari:
- Biji yang khusus disemaikan atau dari semai yang ada di alam bebas
- Setekan atau cangkokan, yang pembuatannya memerlukan sedikit keterampilan
- Okulasi
- Bongkah-bongkah tanaman yang masih bertunas dan masih nampak bertahan untuk hidup
Bibit untuk bonsai atau bakal bonsai dapat diperoleh dari:
- Biji yang khusus disemaikan atau dari semai yang ada di alam bebas
- Setekan atau cangkokan, yang pembuatannya memerlukan sedikit keterampilan
- Okulasi
- Bongkah-bongkah tanaman yang masih bertunas dan masih nampak bertahan untuk hidup
1. Semai Bakal
Bonsai
Untuk mendapatkan bibit melalui penyemaian sendiri, akan memakan waktu cukup lama. Menyemaikan biji hingga dapat di tanam dalam pot banyak liku-likunya, sehingga dapat menghabiskan semangat untuk memulai mengayunkan langkah membentuk bonsai.
Untuk mendapatkan bibit melalui penyemaian sendiri, akan memakan waktu cukup lama. Menyemaikan biji hingga dapat di tanam dalam pot banyak liku-likunya, sehingga dapat menghabiskan semangat untuk memulai mengayunkan langkah membentuk bonsai.
2. Setek,
Cangkok Dan Okulasi
Menyetek, mencangkok dan membuat okulasi merupakan seni tersendiri. Menyetek dan mencangkok dapat menghasilkan tanaman baru dalam jangka waktu yang relatif singkat (1-2 bulan). Sedangkan membuat okulasi bisa membutuhkan waktu lebih dari 1 tahun.
Menyetek, mencangkok dan membuat okulasi merupakan seni tersendiri. Menyetek dan mencangkok dapat menghasilkan tanaman baru dalam jangka waktu yang relatif singkat (1-2 bulan). Sedangkan membuat okulasi bisa membutuhkan waktu lebih dari 1 tahun.
a. Menyetek
Sebelum mempraktekan teknis menyetek tanaman, perlu disadari bahwa setiap jenis tanaman dapat dengan mudah disetek.
Sebelum mempraktekan teknis menyetek tanaman, perlu disadari bahwa setiap jenis tanaman dapat dengan mudah disetek.
Dikenal 3 jenis
setek, yaitu:
- Setek lunak dan setengah lunak
- Setek keras
- Setek daun
- Setek lunak dan setengah lunak
- Setek keras
- Setek daun
b. Cangkok
Untuk
mencangkok, dipilihlah dahan minimal sebesar pensil atau ibu jari, dan kulitnya
mudah dikelupas (tidak lengket).
Teknik
mencangkok
- Kupas kulit
dahan selebar 3-5 cm
- Buang
lendirnya dengan mengerok atau melap dengan kain yang kering
- Biarkan 3-4 hari
- Biarkan 3-4 hari
- Kemudian
tutup lukanya dengan mos yang dibasahi atau campuran antara tanah
dan remah
dengan kompos yang tua dengan perbandingan 1:1
- Balut mos
atau tanah dengan lembaran plastik, dan ikat baik-baik di bagian atas
dan bawah
- Dengan jarum
lembaran plastik dilubangi agar sirkulasi udara dapat
berlangsung.
c. Okulasi
Bibit ekolusi
terdiri dari 2 (dua) bagian ialah :
- Batang bawah
(onderstam)
- Batang atas
(entrijs)
Langkah-langkah
dalam perokulasian:
- Batang pokok
bersihkan 15 cm di atas tanah
- Sayat kulit
10 cm dari atas tanah selebar 8 mm, dengan membikin keratan di
bagian atas dan
kanan kiri menurun ± 4 cm panjang
- Tarik kulit
ke bawah, sehingga merupakan lidah, kemudian potong separuhnya
- Sayat mata
dari dahan entrijs, dengan kayunya sedikit dari bawah ke atas,
panjang ± 4 cm
di atas mata yang merata, sehingga pas betul menempel pada
keratan pohon
pokok
- Angket kayu
perlahan-lahan tanpa merusak matanya
- Kulit yang
bermata, masukkan antara kayu dan kulit lidah batang pokok, yang
telah dibuka,
dan tempelkan kembali, usahakan matanya tidak tertutup
- Balut dengan
tali raffia yang erat
C. Bakal Bonsai
Dan Cara Menanamnya
Prinsip-prinsip
menanam bonsai ini ialah:
- Pot dibikin
dari tanah bakar, porselin atau plastic
- Air di dalam
pot yang berlebih harus dapat mengalir keluar dengan sendirinya
- Jenis
tanahnya adalah tanah yang tidak mudah padat atau plastik (liat/lengket)
- Tanah di
dalam pot harus yang cerul, sehingga banyak mengandung udara bersih
- Daya serap tanahnya terhadap air baik, sehingga dapat mempertahankan kelembapannya.
- Daya serap tanahnya terhadap air baik, sehingga dapat mempertahankan kelembapannya.
1. Pot dan
isinya
Pada umumnya
untuk tanaman yang berdaun lebar (Beringin, getahperca, sawo,
dan sebagainya)
adalah:
50 % tanah liat
sedang
20 % pasir dan
30 % kompos
2. Mengisi Pot
Mengisi pot
untuk tanaman bonsai merupakan duplikasi dari keadaan yang sebenarnya di alam
bebas. Lapisan paling atasnya atau topsil, tebalnya tidak lebih dari 35 cm
bersifat cerul, penuh dengan humus, dan subur.
Lapisan kedua
masih lunak, masih dapat menyalurkan air ke bawah menjadi air tanah. Lapisan
ketiga bisa berbentuk lapisan tanah yang banyak batu-batuan berukuran beraneka
ragam dan akhirnya lapisan paling bawah adalah lapisan induk batu yang kedap
air.
Kesuburan dan
tinggi rendahnya pertumbuhan tanaman tahunan tergantung pada tebal tipisnya
lapisan kedua dan ketiga. Bila lapisan kedua dan ketiga bercadas, pertumbuhan
akar tunggangnya terhalang. Tanah yang tidak dalam dan bercadas dalam musim
kemarau banyak mengalami kekurangan air. Akibatnya ialah tanaman tahun yang
tumbuh di atasnya tidak akan normal, alias pendek.
3. Pengamanan
Isi Pot
Batu kerikil,
pasir dan tanah bisa mengandung serangga tanah yang membahayakan tanaman
bonsai, terutama cacing dan nematoda. Cacing tanah atau cacing hujan walaupun
tidak akan merusak akar namun tetap saja dapat merisaukan. Selain serangga,
jenis-jenis penyakit yang dapat mengakibatkan pembusukan pun bisa berada di
dalam tanah maupun pasir. Biji-biji rerumputan dan sebaginya terdapat pula di
pasir.
4. Cara Menanam
Bonsai
Bakal bonsai
dapat diperoleh melalui beberapa cara ialah:
- Membibitkan
sendiri melalui penyemaian
- Membeli dari
penjual bibit di pinggir jalan atau kebun bibit
- Mencari di
luar halaman atau di alam bebas
5. Pemeliharaan
Setelah Tanam
Setelah
penanaman selesai, siram bakal bonsai dan tanahnya dengan mempergunakan spayer
yang halus. Air penyiraman harus bersih dan tidak berlumpur dan nentral
(tawar). Hentikan penyiraman jika air sudah berkelebihan dan mengalir ke luar
melalui lubang air. Bila air nampak mengenang dan tidak mau keluar lubang air,
ini merupakan pertanda bahwa lubang air tersumbat. Malapetaka kecil ini dapat
diatasi dengan alat pengungkit.
Untuk
menghindari permukaan tanah di dalam pot cepat mengering. Dapat ditutup dengan
mos kering sebagai mulsa atau lumut hijau bilamana ada. Namun yang lebih
praktis adalah dibungkus dengan lembaran plastik. Batu kerikil kecil-kecil
dapat berfungsi juga sebagai mulsa. Tempatkan kemudian bakal bonsai di tempat
yang teduh, tidak banyak angin dan bebas dari gangguan anak-anak atau hewan kesayangan.
Untuk
mempercepat tumbuhnya kembali (recovering) bakal bonsai dapat diusahakan dengan
menutup seluruh tanaman dengan kantung plastik transparan.
D. Tahap-Tahap
Pembentukan Bonsai
1. Tahap Pertama,
Membentuk Kerangka Dasar
Bakal bonsai
yang sudah siap untuk diberi kerangka dasar adalah yang sudah benar-benar sehat
kembali, setelah mengalami pemindahan. Batang Pokoknya praktis sudah tidak
tergoyahkan lagi dan sudah cukup mencapai ketinggian yang diperlukan pada
akhirnya untuk dibentuk.
Kerangka dasar
sementara sudah dimulai pada waktu memindahkan tanaman ke dalam pot bonsai.
Sebelum membentuk kerangka dasar, rencanakan terlebih dahulu masak-masak bentuk
bonsai yang dikhayalkan, dan bagaimana kira-kira bentuk bonsai pada akhirnya
nanti.
Kerangka dasar
ini terdiri dari rangkaian batang pokok dan beberapa dahan
Dahan-dahan yang dianggap berlebihan dipangkas dengan gunting pemangkas sedemikian rupa, sehingga habis pangkalnya. Tepatnya, luka bekas dahan nampak rata dengan permukaan kulit batang pokok.
Dahan-dahan yang dianggap berlebihan dipangkas dengan gunting pemangkas sedemikian rupa, sehingga habis pangkalnya. Tepatnya, luka bekas dahan nampak rata dengan permukaan kulit batang pokok.
Batang Pokok
Batang pokok
dapat diatur sikapnya menjadi:
- Tegak lurus
dengan dahan membentuk mahkota yang sistematis atau asimatris
- Berliku-liku
namun menjulang ke atas
- Miring hingga
menggelantung
- Berbatang
pokok lebih dari satu yang tumbuh dekat leher akar atau lebih tinggi dan
sebagainya.
2. Tahap Kedua
Merubah Arah Dan Bentuk
Merubah bentuk
dan arah tumbuhnya batang pokok dan dahan-dahan merupakan suatu paksaan dan
memakan waktu hingga bentuk dan arah yang dikehendaki tercapai. Untuk keperluan
tersebut diperlukan sarana untuk memudahkan pelaksanaannya sebagai berikut:
- Kawat
kuningan dari beberapa ukuran diameternya
- Tali raffia
- Tang untuk
memotong kawat
- Gunting
pemangkas
- Gunting biasa
- Pisau kecil
yang tajam
- Tang yang
runcing ujungnya
- Cellotape
E.
Penyempurnaan Bentuk Bonsai
Langkah-langkah
penyempurnaan ini terdiri dari
- Pemangkasan
-
Pengetipan/pengurangan kuntum ranting maupun dahan
- Jika perlu
menambah lakukan dan sebaginya.
1. Pengendalian
pertumbuhan
Pengendalian
pertumbuhan tersebut dilaksanakan melalui pemangkasan dan pengetipan /
Pemetikan titik tumbuh
Dengan
pemangkasan dibuangnya:
- Cabang/ dahan yang tumbuhnya di luar rencana akibat dari lengkungan atau yang tumbuh dari kuntum adventif
- Ranting-ranting yang tumbuhnya saling tindih yang tampil kurang sedap
- Ranting-ranting yang tumbuh ke arah bawah atau ke arah batang pokok
- Ranting-ranting yang lemah pertumbuhannya
- Cabang/ dahan yang tumbuhnya di luar rencana akibat dari lengkungan atau yang tumbuh dari kuntum adventif
- Ranting-ranting yang tumbuhnya saling tindih yang tampil kurang sedap
- Ranting-ranting yang tumbuh ke arah bawah atau ke arah batang pokok
- Ranting-ranting yang lemah pertumbuhannya
2. Cara dan
Waktu Pemangkasan
Memotong dahan atau ranting, dilakukan sebagai berikut:
- Potong sedekat mungkin dengan kuntum yang nampak sehat
- Bila ingin membentuk ranting baru, potong sedekat mungkin dengan ranting yang tumbuhnya sehat
- Bila memangkas cabang, Potonglah sedemikian rupa hingga lukanya rata dengan permukaan pangkal tumbuhnya. Tutup lukanya yang besar dengan paraffin.
Memotong dahan atau ranting, dilakukan sebagai berikut:
- Potong sedekat mungkin dengan kuntum yang nampak sehat
- Bila ingin membentuk ranting baru, potong sedekat mungkin dengan ranting yang tumbuhnya sehat
- Bila memangkas cabang, Potonglah sedemikian rupa hingga lukanya rata dengan permukaan pangkal tumbuhnya. Tutup lukanya yang besar dengan paraffin.
3. Melilit
Dahan Dengan Kawat
Melilit dahan-dahan yang memanjang karena pertumbuhannya masih dapat dilaksanakan. Tindakan ini dilakukan selama pertumbuhan baru, masih memungkinkan tanpa mengganggu bentuk dan penampilan bonsai selanjutnya Langkah-langkah dalam penyempurnaan bonsai nampaknya sederhana. Tapi hasil yang cukup mengesankan baru dapat dicapai setelah beberapa tahun, ada yang tiga ada yang lima tahun lebih.
Melilit dahan-dahan yang memanjang karena pertumbuhannya masih dapat dilaksanakan. Tindakan ini dilakukan selama pertumbuhan baru, masih memungkinkan tanpa mengganggu bentuk dan penampilan bonsai selanjutnya Langkah-langkah dalam penyempurnaan bonsai nampaknya sederhana. Tapi hasil yang cukup mengesankan baru dapat dicapai setelah beberapa tahun, ada yang tiga ada yang lima tahun lebih.
BAB III.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah penulis mengadakan pengkajian secara normative pada Bab II, maka penulis menyimpulkan, yaitu:
1. Bonsai adalah tanaman kerdil yang dipelihara di dalam pot yang beraneka ragam bentuknya dan warnanya.
2. Bagian-bagian tanaman yang dapat dibentuk menjadi bonsai adalah, batang pokok, dahan ranting dan akar.
3. Bibit atau benih yang dapat dijadikan bakal bonsai dapat dihasilkan melalui penyemaian biji, setekan, cangkokan, okulasi dan langkah-langkah tanaman yang masih bertunas.
4. Adapun prinsip atau cara menanam bonsai adalah:
- Pot dibuat dari tanah bakaran, porslen atau plastik.
- Air di dalam pot harus dapat mengalir jika berlebih.
- Jenis tanahnya harus yang tidak mudah padat.
- Tanah di dalam pot harus cerul, sehingga banyak mengandung udara bersih.
- Daya serap tanah terhadap air baik.
5. Membentuk tanaman bonsai ialah membuat duplikat dari bentuk pohon-pohonan di alam bebas. Skala duplikat ini bisa kecil, sedang, hingga cukup besar namun tetap dibawah ukuran.
Setelah penulis mengadakan pengkajian secara normative pada Bab II, maka penulis menyimpulkan, yaitu:
1. Bonsai adalah tanaman kerdil yang dipelihara di dalam pot yang beraneka ragam bentuknya dan warnanya.
2. Bagian-bagian tanaman yang dapat dibentuk menjadi bonsai adalah, batang pokok, dahan ranting dan akar.
3. Bibit atau benih yang dapat dijadikan bakal bonsai dapat dihasilkan melalui penyemaian biji, setekan, cangkokan, okulasi dan langkah-langkah tanaman yang masih bertunas.
4. Adapun prinsip atau cara menanam bonsai adalah:
- Pot dibuat dari tanah bakaran, porslen atau plastik.
- Air di dalam pot harus dapat mengalir jika berlebih.
- Jenis tanahnya harus yang tidak mudah padat.
- Tanah di dalam pot harus cerul, sehingga banyak mengandung udara bersih.
- Daya serap tanah terhadap air baik.
5. Membentuk tanaman bonsai ialah membuat duplikat dari bentuk pohon-pohonan di alam bebas. Skala duplikat ini bisa kecil, sedang, hingga cukup besar namun tetap dibawah ukuran.
B. Saran
Agar dalam penyusunan karya ilmiah ini bisa memberikan manfaat yang besar maka penulis menyarankan:
1. Belajar mengkerdilkan pohon tidak akan selancar yang diharapkan, kegagalan pasti akan dialaminya. Dengan demikian hendaknya bagi para pemula untuk memiliki kesabaran yang tinggi Jadikanlah kegagalan sebagai ujian untuk mengulang lagi lebih baik lagi.
2. Bagi yang memiliki tanaman bonsai, hendaknya memeliharanya dengan baik, karena membentuk tanaman kerdil dan memeliharanya hingga beberapa ratus tahun lamanya, merupakan suatu kesenian tersedirinya.
Agar dalam penyusunan karya ilmiah ini bisa memberikan manfaat yang besar maka penulis menyarankan:
1. Belajar mengkerdilkan pohon tidak akan selancar yang diharapkan, kegagalan pasti akan dialaminya. Dengan demikian hendaknya bagi para pemula untuk memiliki kesabaran yang tinggi Jadikanlah kegagalan sebagai ujian untuk mengulang lagi lebih baik lagi.
2. Bagi yang memiliki tanaman bonsai, hendaknya memeliharanya dengan baik, karena membentuk tanaman kerdil dan memeliharanya hingga beberapa ratus tahun lamanya, merupakan suatu kesenian tersedirinya.
No comments:
Post a Comment
TERIMAKASIH ATAS PARTISIPASINYA